kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kembali jatuh akibat kekhawatiran gelombang kedua wabah corona


Rabu, 13 Mei 2020 / 10:20 WIB
Harga minyak kembali jatuh akibat kekhawatiran gelombang kedua wabah corona
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A general view shows Mexican state oil firm Pemex's Cadereyta refinery, in Cadereyta, Mexico October 5, 2019. Picture taken October 5, 2019. REUTERS/Daniel Becerril/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Rabu (13/5) di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan gelombang kedua pandemi virus coronadi negara-negara yang mulai melonggarkan penguncian (lockdown). Sementara data industri menunjukkan kenaikan dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg pukul 10.00 WIB, minyak mentah Brent turun 58 sen atau 1,9% pada US$ 29,40 per barel, setelah naik 1,2% pada hari Selasa. Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 39 sen atau 1,5% pada level US$ 25,39 per barel, setelah melonjak hampir 7% pada sesi sebelumnya.

Seruan pengurangan produksi minyak oleh Arab Saudi untuk menyeimbangkan pasar karena penurunan permintaan akibat dampak pandemi virus corona dibayangi kekhawatiran.

Baca Juga: Harga minyak naik lebih 6%, Arab Saudi janji pangkas produksi

“Sementara pasar merasa lebih nyaman di sisi penawaran, di sisi permintaan, fokus akan terus berputar di sekitar risiko pelonggaran penguncian," kata Stephen Innes, kepala analis pasar di AxiCorp dilansir Reuters.

Pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci pada hari Selasa (12/5) mengatakan kepada Kongres bahwa pelonggaran lockdown virus corona dapat memicu wabah baru penyakit virus corona. Hingga kini telah menewaskan 80.000 orang Amerika dan merusak ekonomi terbesar di dunia itu.

Wabah baru telah dilaporkan di Korea Selatan dan China, di mana krisis kesehatan dimulai sebelum menyebar ke seluruh dunia, mendorong pemerintah untuk mengunci miliaran orang, menghancurkan ekonomi dan permintaan minyak.

Di sisi lain, persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik 7,6 juta barel pekan lalu menjadi 526,2 juta barel, terhadap ekspektasi analis akan kenaikan 4,1 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×