kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak jatuh saat kasus virus corona meningkat dan menjelang debat presiden AS


Selasa, 29 September 2020 / 17:45 WIB
Harga minyak jatuh saat kasus virus corona meningkat dan menjelang debat presiden AS
ILUSTRASI. Selasa (29/9) pukul 17.36 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman November 2020 turun ke US$ 40,44 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Selasa karena Eropa dan Amerika Serikat (AS) bergulat dengan lonjakan infeksi virus corona dan investor berhati-hati menjelang debat presiden AS yang pertama.

Selasa (29/9) pukul 17.36 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman November 2020 di Nymex turun ke US$ 40,44 per barel, turun 0,39% dari harga penutupan kemarin. Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman November 2020 di ICE Futures turun 0,26% ke US$ 42,32 per barel.

Lebih dari satu juta orang telah meninggal karena Covid-19 di seluruh dunia pada hari Selasa, menurut penghitungan Reuters. Ini menjadi tonggak suram dalam pandemi yang telah menghancurkan ekonomi global dan permintaan bahan bakar. "Meningkatnya jumlah kasus corona baru di AS dan Eropa membatasi potensi kenaikan untuk harga minyak," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch kepada Reuters.

Kepala perusahaan trading terbesar di dunia memperkirakan pemulihan permintaan minyak masih suram. Harga komoditas energi ini pun cenderung datar dalam beberapa bulan mendatang dan bahkan mungkin bertahun-tahun karena pandemi virus corona.

Baca Juga: Target ekonomi RI tumbuh 5% di 2021, ini pendorongnya

Sementara itu, semua mata tertuju pada debat pertama pemilihan presiden AS. Joe Biden dari Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik akan bertanding pada hari Selasa malam.

Harapan dari program stimulus ekonomi baru di AS menjadi salah satu penopang harga minyak dalam beberapa hari ini. Sebelumnya anggota parlemen dari Partai Demokrat mengumumkan rancangan undang-undang untuk bantuan virus corona senilai $ 2,2 triliun, yang menurut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi sebagai langkah kompromi.

Investor akan mencari tanda-tanda pertumbuhan permintaan AS dari data American Petroleum Institute yang dirilis malam ini dan Energy Information Administration yang dirilis esok.

Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel dalam sepekan hingga 25 September. Mereka memperkirakan stok bensin turun 1,6 juta barel dan persediaan distilat, yang mencakup solar dan bahan bakar jet, turun 800.000 barel.

Baca Juga: Harga komoditas bakal bersinar, simak rekomendasi saham dari Mirae Asset Sekuritas

Bentrokan antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh juga membuat pasar gelisah. Jika konflik memanas, bisa mempengaruhi ekspor migas dari Azerbaijan.

"Gangguan terhadap produksi dan ekspor tampaknya tidak akan terjadi, namun konflik telah meningkatkan suhu risiko geopolitik," kata Tamas Varga, broker minyak PVM.

Tanda-tanda yang jelas dari pelemahan permintaan muncul di Jepang. Negara pembeli minyak mentah terbesar keempat di dunia ini merilis data impor minyak bulan Agustus turun lebih dari 25% secara tahunan.

Baca Juga: Harga minyak mentah kembali melorot 0,4% pada awal perdagangan Selasa (29/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×