kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak anjlok, analis masih merekomendasikan saham Medco Energi (MEDC)


Senin, 11 Mei 2020 / 18:53 WIB
Harga minyak anjlok, analis masih merekomendasikan saham Medco Energi (MEDC)
ILUSTRASI. Salah satu emiten yang merevisi target kinerjanya pada tahun ini adalah Medco Energi Internasional (MEDC).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona telah membuat seluruh emiten mengkaji ulang target dan rencananya dalam menghadapi sisa tahun ini. Salah satu emiten yang merevisi target kinerjanya pada tahun ini adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Merujuk pada investor update yang diterbitkan pada 17 Maret 2020, MEDC mengurangi target produksi dari 110 mboepd menjadi 100 mboepd-105 mboepd. Hal ini tidak terlepas dari melambatnya permintaan minyak dunia akibat virus corona yang pada akhirnya membuat harga minyak dunia anjlok.

Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan menilai langkah MEDC memangkas target produksi menjadi 100 mboepd-105 mboepd merupakan langkah yang tepat. Dengan kondisi saat ini, Meilki menilai wajar MEDC memangkas targetnya.

Baca Juga: Perlambatan permintaan minyak dunia jadi pemberat Medco (MEDC) hingga akhir tahun

Dia juga optimistis MEDC masih memiliki ruang untuk menjual hasil produksinya sesuai target, yakni 102 mboepd jika melihat perkembangan saat ini. “OPEC+ sudah pangkas produksi 9,7 juta barel per hari, persebaran virus corona juga sudah mulai mereda. Hal ini pada akhirnya bisa mengembalikan iklim bisnis pertambangan di semester II-2020 dan meningkatkan permintaan minyak dan gas hingga akhir tahun,” jelas Meilki kepada Kontan.co.id, Senin (11/5).

Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Todd Showalter dalam risetnya pada 3 Maret 2020 menuliskan selain faktor perlambatan minyak, faktor lain yang mungkin mengganggu produksi MEDC adalah produksi gas di Senoro Toli, produsen gas terbesar MEDC yang terganggu hingga semester I-2020

“Tetap secara jangka panjang, kami proyeksikan pertumbuhan EBITDA MEDC akan mencapai 13% meski di tengah penurunan harga minyak. Selain itu, kami juga melihat pertumbuhan EBITDA tersebut berasal dari kontribusi MPI sepanjang 2020 yang akan membantu menumbuhkan cash flow,” tulis Todd.

Baca Juga: Harga minyak anjlok, begini rekomendasi analis terhadap saham emiten migas

Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman dalam risetnya Januari silam menyebut katalis positif bagi MEDC juga datang dari Amman Mineral (AMNT), perusahaan yang 32% kepemilikannya dipegang MEDC. Pasalnya AMNT akan segera memulai produksi emas dan tembaga pertamanya di Phase 7 pada pertengahan 2020. Selain itu, AMNT direncanakan juga akan melakukan initial public offering (IPO) pada tahun ini.

Setali tiga uang, Meilki juga optimistis MEDC masih punya prospek kinerja yang positif. Hal tersebut tidak terlepas dari aktivitas cost control yang dilakukan MEDC bisa membuat bisnis migasnya tetap bertahan.

Baca Juga: Terpapar Corona (Covid-19), Perusahaan Migas Kaji Ulang Rencana Kerja

“Investor pun bisa melihat peluang dari penurunan harga saham MEDC untuk investasi jangka panjang periode setahun hingga dua tahun. Oleh karena itu, saya rekomendasikan untuk buy saham MEDC dengan target harga Rp 1.100 per saham,” kata Meilki.

Sementara Todd dan Arief juga sama-sama merekomendasikan untuk buy dengan target harga masing-masing sebesar Rp 950 dan Rp 1.030 per saham. Saham MEDC sendiri diperdagangkan turun 2,04% ke Rp 480 pada Senin (11/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×