kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas kerek kinerja emiten alat berat


Rabu, 08 November 2017 / 09:05 WIB
Harga komoditas kerek kinerja emiten alat berat


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten yang mengampu bisnis alat berat membukukan kenaikan pendapatan hingga kuartal III-2017. Analis melihat peningkatan pendapatan ini tak lepas dari menterengnya harga komoditas.

Beberapa emiten alat berat telah merilis laporan keuangan kuartal III-2017. PT United Tractors Tbk (UNTR) misalnya, per September 2017 pendapatan UNTR naik 36,47% year on year (yoy) menjadi Rp 46,26 triliun.

Kontribusi terterbesar pendapatan UNTR di periode ini menang dari bisnis kontraktor pertambangan, yakni sebesar 52,68% dari total pendapatan. Pendapatan dari bisnis jasa kontraktor penambangan meningkat 19,69% yoy menjadi Rp 21,22 triliun.

Selain itu, ada PT Intraco Penta Tbk (INTA) yang membukukan kenaikan pendapatan usaha sebesar 47,96% yoy menjadi Rp 1,52 triliun per September 2017. Kontributor pendapatan usaha terbesar datang dari bisnis penjualan yang naik sebesar 74,41% yoy menjadi Rp 1,21 triliun.

Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji melihat, peningkatan permintaan alat berat memang beriringan dengan meningkatnya tingkat stabilitas harga batubara dunia. Industri batubara menurutnya saat ini tengah membaik, terlebih Tiongkok memilah kegiatan industri manufaktur yang membuat permintaan batubara secara global meningkat.

Selain tambang Nafan juga melihat adanya faktor produksi crude palm oil (CPO). "Kelihatannya cuaca saat ini sudah mulai stabil sehingga diharapkan agar produksi CPO mulai meningkat," ujar Nafan, Selasa (7/11). Selain itu, Nafan juga melihat percepatan pembangunan infrastruktur memegang peranan penting meningkatkan kinerja emiten alat berat.

Sepakat, Investor Relations INTA Ferdinand D. menyatakan bahwa lonjakan penjualan memang terbantu dengan baiknya harga komoditas dan momentum pembangunan infrastruktur Indonesia. "Dari target listrik 35.000 MW juga membuat permintaan batubara tinggi, itu semua kan dari PLTU, " tambah Ferdinand.

Hingga akhir tahun ini, Ferdinand optimis harga batubara akan tetap diatas US$ 80 per ton. Dus, INTA pasang target pertumbuhan 20% untuk full year 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×