kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas turun lagi, waspadai level US$ 1.765 per ons troi


Kamis, 02 Juli 2020 / 06:59 WIB
Harga emas turun lagi, waspadai level US$ 1.765 per ons troi
ILUSTRASI. Harga emas turun setelah mencapai level tertinggi di akhir semester pertama 2020


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun setelah mencapai level tertinggi di akhir semester pertama 2020. Pada Kamis (2/7) pukul 6.49 WIB, harga emas spot turun 0,07% ke US$ 1.768,79 per ons troi.

Harga emas mencapai level tertinggi dalam hampir delapan tahun, pada Selasa (30/6) di level US$ 1.780,96 per ons troi. Setelah itu, harga emas spot turun dalam dua hari perdagangan terakhir.

Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus 2020 di Comex pun turun tipis ke US$ 1.779,20. Harga emas berjangka juga turun dalam dua hari terakhir setelah mencapai level US$ 1.800,50 per ons troi pada Selasa pekan ini.

Baca Juga: Arah pasar modal tak menentu, perhatikan sejumlah hal berikut

Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik menyebabkan kenaikan harga emas terhenti. "Optimisme bahwa ekonomi AS akan pulih lebih cepat daripada ekspektasi menyebabkan minat risiko membaik sehingga menurunkan permintaan safe haven," kata Lukman Otunuga, analis FXTM kepada Reuters.

Indeks manufaktur AS bulan Juni melesat dan mencatat ekspansi. Bahkan, indeks manufaktur ini naik ke level tertinggi sejak April 2019.

"Harga emas masih berada dalam tren naik menurut grafik harian, tapi momentum kehilangan penggerak," ujar Otunuga. Dia menambahkan bahwa jika harga emas turun di bawah US$ 1.765, harga akan terkoreksi menuju US$ 1.747 dan US$ 1.715 per ons troi.

Baca Juga: Gelontoran stimulus dan gelombang kedua corona mendongkrak laju bullish emas

Sepanjang kuartal kedua, harga emas melesat 13% akibat pandemi corona yang diikuti stimulus besar-besaran dari berbagai bank sentral global. Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments mengatakan bahwa perbedaan cara negara bagian AS mengatasi penutupan ekonomi dan kemungkinan adanya stimulus lagi menjadi penopang harga emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×