kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas spot ditutup naik ke US$ 1.815 per ons troi berkat lonjakan kasus Covid-19


Jumat, 27 November 2020 / 05:50 WIB
Harga emas spot ditutup naik ke US$ 1.815 per ons troi berkat lonjakan kasus Covid-19
ILUSTRASI. Harga emas rebound


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas akhirnya ditutup menguat setelah dolar Amerika Serikat (AS) melemah seiring meningkatnya jumlah kasus Covid-19 yang akhirnya meningkatkan ekspektasi investor terhadap dukungan fiskal dan moneter.

Kamis (26/11), harga emas spot ditutup menguat 0,5% ke level US$ 1.815,12 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka juga naik tipis jadi US$ 1.811,20 per ons troi

Penguatan emas datang setelah indeks dolar AS tertekan dan berada di posisi terendah dalam tiga bulan. Hal ini meningkatkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya. 

Sentimen dari kawasan Eropa juga menambah pesona emas jelang akhir pekan. Yakni setelah Jerman memperpanjang pembatasan virus corona dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris yang lemah membuat kinerja saham di Eropa datar.

Baca Juga: Wow! Amazon gelontorkan bonus liburan Rp 7 triliun kepada pekerjanya

Perdagangan untuk sesi selanjutnya pun diperkirakan akan tipis karena pasar AS libur Thanksgiving

"Kami memiliki dolar yang relatif lemah dan belum memberikan banyak dukungan bagi harga emas setelah turun cukup dalam. Namun emas dapat sedikit bernafas dan berpeluang kembali ke US$ 1.860 per ons troi," kata analis independen Ross Norman.

"(Emas) telah menemukan dasarnya dan ada beberapa buktinya. Harga yang lebih rendah merangsang pembelian fisik yang baik di pasar (Asia)," lanjut Norman. 

Bank sentral AS, Federal Reserve, kembali membahas rencana pembelian aset bank yang dapat disesuaikan untuk memberikan lebih banyak dukungan untuk pasar, turut menjadi angin segar bagi emas.

Emas yang dianggap sebagai sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dari hasil stimulus yang besar bisa sumringah. Terlebih Presiden terpilih AS Joe Biden secara terbuka menginginkan adanya stimulus besar-besaran guna mendongkrak ekonomi Negeri Paman Sam.

Jumlah kasus baru corona terus-menerus capai rekor tinggi. Sejumlah negara memilih memperpanjang penguncian yang akhirnya meningkatkan kebutuhan lebih lanjut terkait dukungan dalam kebijakan moneter dan fiskal. 

Baca Juga: Harga rumah super mewah di Amerika didiskon besar-besaran di tengah pandemi

"Vaksin tidak akan menawarkan perbaikan cepat dalam hal itu," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch dalam sebuah catatan.

"Oleh karena itu, langkah-langkah stimulus baru kemungkinan akan dilakukan dalam waktu dekat, yang seharusnya menguntungkan emas. Di dalam lingkungan, emas awalnya cenderung tren sideways dalam rentang US$ 1.800 dan US$ 1.850," pungkas Fritsch.

Selanjutnya: Emas tetap menjadi pilihan investasi menjanjikan, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×