kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga aluminium kembali tertekan di tengah perundingan dagang AS-China


Rabu, 20 Februari 2019 / 19:46 WIB
Harga aluminium kembali tertekan di tengah perundingan dagang AS-China


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga aluminium kembali terkoreksi di tengah lika-liku perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China. Tapi, pelemahan indeks dollar AS dapat dimanfaatkan oleh aluminium untuk rebound dalam waktu dekat.

Mengutip Bloomberg, harga aluminium kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) stagnan di level US$ 1.856 per metrik ton pada perdagangan Rabu (20/2) lalu. Namun, dalam satu pekan terakhir, harga aluminium terkoreksi 0,26%.

Harga logam industri ini telah memasuki tren penurunan setelah sempat bullish di awal Februari.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menilai, penurunan harga aluminium lantaran proses perundingan perang dagang antara AS-China terkesan berlarut-larut. Walau sejauh ini negosiasi berjalan lancar, masih ada sejumlah poin yang masih menimbulkan tarik-ulur antar kedua negara. Salah satunya adalah masalah hak kekayaan intelektual pada produk-produk teknologi.

“Masalah hak kekayaan intelektual ini tergolong rumit, bahkan Trump sempat membuka peluang untuk memundurkan masa perundingan,” paparnya, Rabu (20/2).

Jika perundingan dagang tak kunjung selesai dan menemui kata sepakat, dikhawatirkan perekonomian global akan terganggu. Hal ini berdampak negatif terhadap permintaan komoditas seperti aluminium. Apalagi, China pengimpor lebih dari 50% aluminium global.

Kendati demikian, harga aluminium berpeluang terangkat akibat kabar positif yang muncul dari kelanjutan masalah Brexit. Baru-baru ini, sejumlah pasal dalam proposal Brexit yang dianggap bertentangan dengan penilaian parlemen kini dihapus oleh Uni Eropa. Keputusan ini memberi angin segar bagi Inggris untuk segera keluar dari Uni Eropa dengan syarat.

Sentimen tersebut membuat indeks dollar AS terus tertekan. “Harga aluminium dan logam lainnya bisa menguat ketika dollar AS melemah,” ungkap Ibrahim.

Namun, harus diakui potensi rebound harga aluminium cenderung terbatas mengingat negosiasi dagang AS dan China masih berlanjut. Terlebih lagi, tenggat waktu gencatan senjata perang dagang kian dekat, yaitu pada 1 Maret mendatang.

Dari sisi teknikal, bollinger band 50% di atas bollinger bawah. Ini mengindikasikan ada harapan bahwa harga aluminum dapat menguat tetapi terbatas.

Potensi tersebut disokong oleh indikator stochastic yang 60% positif. Sedangkan indikator MACD dan RSI masih wait and see menanti rilis notulensi pertemuan FOMC.

Ibrahim memprediksi, harga aluminium akan bergerak di kisaran US$ 1.845—US$ 1.900 per metrik ton pada perdagangan besok. Selama sepekan ke depan, harga komoditas ini akan bergerak di rentang US$ 1.790—US$ 1.920 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×