kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Goldman Sachs & Societe Generale memangkas prediksi harga minyak


Selasa, 08 Januari 2019 / 07:03 WIB
Goldman Sachs & Societe Generale memangkas prediksi harga minyak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan kenaikan di hari perdagangan ketujuh brturut-turut. Selasa (8/1) pukul 7.15 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 48,73 per barel, naik 0,43% jika dibandingkan dengan harga kemarin pada US$ 48,52 per barel.

Kemarin, harga minyak WTI menguat 1,17%. Harga minyak brent untuk pengiriman Maret 2019 di ICE Futures kemarin berada di US$ 57,33 per barel, hanya menguat 0,47% jika dibandingkan dengan harga Jumat lalu. "Momentum harga kembali ke pasar dari harga terendah," kata Olivier Jakob, strategist Petromatrix kepada Reuters.

Kemarin, harga minyak menguat setelah muncul laporan dari Wall Street Journal yang menyebut bahwa Arab Saudi berniat memangkas ekspor minyak mentah menjadi sekitar 7,1 juta barel per hari pada akhir Januari.

Goldman Sachs menurunkan prediksi harga minyak brent tahun ini dari US$ 70 per barel menjadi US$ 62,50 per barel karena faktor gangguan makro terbesar sejak 2015. Societe Generale pun memangkas prediksi harga minyak brent tahun ini dari US$ 73 per barel menjadi US$ 64 per barel dan harga minyak WTI dari US$ 66 menjadi US$ 57 per barel.

OPEC+ berupaya mengerem pasokan minyak global yang dianggap kelebihan produksi. Total produksi minyak global terus menanjak setelah Amerika Serikat (AS) mencapai rekor produksi lebih dari 11 juta barel per hari.

Survei Reuters menunjukkan, pasokan minyak OPEC bulan Desember 2018 turun 460.000 barel per hari menjadi 32,68 juta barel per hari. Penurunan ini terutama berasal dari Saudi. "Kami masih melihat pemangkasan pasokan OPEC sebagai faktor bullish dan memperkirakan pemangkasan lanjutan akan mengurangi surplus miyak dari AS dalam 8-9 pekan ke depan," kata Jim Ritterbusch, president of Ritterbusch and Associates.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×