Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun masih kalut, persoalan Brexit menimbulkan banyak spekulasi dalam pasar sehingga pergerakan pairing GBP/USD terbilang fluktuatif. Penguatan pasangan mata uang ini pun mengalami penguatan di perdagangan Selasa (23/10). Berdasarkan data Bloomberg pukul 17.58 WIB, pasangan GBP/USD meningkat 0,15% ke level 1.2983.
Menurunnya indeks dollar Amerika Serikat (AS) diakibatkan oleh berbagai sentimen seperti perang dagang. Walaupun sudah mereda tetapi tersentil kembali dari pernyataan pemerintahan Tiongkok yang berjanji akan terus mendukung perekonomian negaranya walaupun diterpa trade war.
Selain itu keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang tanpa kendala turut melemahkan indeks dollar. Pasalnya, tetap ada hubungan baik yang terjalin antara Inggris dengan Uni Eropa yang baik dalam bidang ekonomi dan militer.
Di sisi lain pelemahan dollar juga akibat dari keluarnya AS dari perjanjian Perang Dingin dengan Rusia mengenai penghapusan penggunaan senjata nuklir. Persoalan mengenai investigasi pembunuhan wartawan Washington Post pun juga turut memberikan kekhawatiran kepada pelaku pasar.
“Keresahan pelaku pasar semakin besar melihat AS akhir-akhir ini mulai bersikap lebih keras terhadap Arab Saudi dalam merespon investigasi,” kata Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto.
Namun menurutnya isu Brexit juga tetap masih menjadi fokus pasar dengan berbagai kekhawatiran di dalamnya. Pasalnya poundsterling masih dibebani oleh gejolak politik yang terjadi di domestik Inggris yang mempertanyakan kepemimpinan Perdana Menterinya.
Secara teknikal, pasangan GBP/USD masih bergerak di atas MA 50, MA 100, MA 200. Indikator MACD masih negatif di level 0,001. Dari indikator RSI berada di level 43,4. Sedangkan dari indikator stochastic bergerak di level 31,1.
Berdasarkan data tersebut, Andri merekomendasikan sell higher untuk pasangan GBP/USD dengan support di level 1,29127 – 1,28672 – 1,27790 dan resistance di level 1,30464 – 1,31346 – 1,31801.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
