kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda (GIAA) hadapi turbulensi bisnis, bagaimana prospeknya?


Rabu, 20 Juni 2018 / 09:28 WIB
Garuda (GIAA) hadapi turbulensi bisnis, bagaimana prospeknya?
ILUSTRASI.


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah menghadapi turbulensi. Pelaku pasar tengah memperhatikan ancaman pemogokan karyawan dan kinerja keuangan yang masih merugi.

Di sepanjang kuartal I-2018, GIAA mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 65,34 juta. Sejatinya, kerugian ini menurun dibandingkan kuartal I-2017 yang mencapai US$ 98,50 juta.

Meski demikian, total liabilitas emiten ini terus menanjak. Jika dilihat dari laporan keuangan perusahaan di kuartal I-2018, total liabilitas perusahaan mencapai US$ 3,9 miliar, atau naik dibandingkan dengan kuartal I-2017 yang mencapai US$ 3,7 miliar.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, saat ini bisnis penerbangan mengalami tantangan yang cukup besar. Bagi GIAA, tantangan paling besar adalah persaingan dengan perusahaan penerbangan lainnya. "Dengan demikian, GIAA harus menurunkan tarifnya. Meski dengan layanan sama, tarif GIAA terpaksa juga harus turun," ungkap Hans, Selasa (19/6).

Tantangan GIAA berikutnya adalah biaya operasional yang tinggi. Saat ini, tuntutan karyawan dan harga minyak cukup merepotkan bagi perusahaan penerbangan.

Satu-satunya solusi yang kini dimiliki GIAA adalah efisiensi. Pada kuartal I-2018, beban operasional GIAA mencapai US$ 1,05 miliar, sementara pendapatannya sebesar US$ 983 juta.

Meski demikian, menurut Hans, GIAA baru saja mendapatkan angin segar. Maskapai asal Indonesia kembali diizinkan terbang ke wilayah udara Eropa. Hal ini akan memberikan opsi rute penerbangan menjadi lebih banyak. Tapi, saat ini saham emiten penerbangan, termasuk GIAA, bukanlah saham yang layak koleksi.

Manuver saham GIAA juga tersendat. Harga saham GIAA, pada 8 Juni lalu, ditutup menurun 0,78% menjadi Rp 256 per saham. Sejak awal tahun, harga saham GIAA sudah terpangkas 14,67%. Bahkan dalam setahun terakhir harganya terhempas 26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×