kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fokus KPR, kinerja BBTN masih positif tahun ini


Kamis, 05 Oktober 2017 / 21:22 WIB
Fokus KPR, kinerja BBTN masih positif tahun ini


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir Agustus PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit hingga mencapai 20,08%. Angka ini tercatat melampaui pertumbuhan industri yang hanya mencapai 7,9%. Analis meyakini, bank pelat merah ini masih memiliki peluang untuk terus tumbuh.

Andy Ferdinand, Kepala Riset Samuel Sekuritas menyakini, pertumbuhan kredit BBTN yang lebih tinggi daripada pertumbuhan industri bisa mendorong pertumbuhan kredit. Menurut dia, sentimen positif BBTN bisa bertambah kalau tahun depan wacana penambahan anggaran KPR benar-benar direalisasikan.

Pendorong lain juga datang dari tren NPL BBTN yang terus menurun. Dengan fokus perusahaan menyasar kredit perumahan, tingkat NPL akhirnya dapat ditekan. Selama ini NPL di luar sektor perumahanlah yang membuat NPL perbankan membesar. “Tahun 2018 juga sudah dianggarkan modal badan pekerja TAPERA. BBTN berpotensi mendapat sumber dana murah. Dia bisa untung,” kata Andy, Kamis (5/10).

Meski begitu, pertumbuhan BBTN dibayangi tekanan dari rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk tidak memperpanjang masa relaksasi terkait aset tertimbang menurut risiko (AMRT) dalam penghitungan KPR subsidi.

Lantaran BBTN terlibat dalam Program Satu Juta Rumah di tahun 2015 lalu, OJK memberi keringanan AMRT sebesar 20% untuk KPR subsidi. Jika stimulus ini dihentikan, BBTN harus mengikuti kredit KPR yang berlaku di bank umum sebesar 35%.

Padahal dengan AMRT kredit yang semakin besar, bank juga harus mengalokasikan rasio permodalan lebih besar untuk penyaluran kredit. "Kalau misalnya tidak diperpanjang dari hitungan kasar, capital adequate ratio (CAR) bisa turun 1,2%-1,5%," paparnya.

Kalau ini terjadi maka ruang ekspansi kredit BBTN menurun. Hanya saja Andy melihat dampak negatif ini bisa diantisipasi oleh rencana BBTN untuk menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp 3 triliun tahun depan. Ia masih merekomendasikan buy untuk saham BBTN pada harga Rp 3.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×