Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang euro masih perkasa terhadap yen. Padahal data ekonomi Jerman terlihat melemah.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (27/6) pukul 19.53 WIB menguat 0,11% di level 122,68. Secara fundamental euro data ekonomi masih belum kuat.
Sentimen dari kawasan Eropa sekarang dipengaruhi oleh rilis Gfk Consumer Confidence Index Jerman untuk bulan Juni yang mengalami sedikit penurunan sebesar 9,8 dari angka sebelumnya 10,1.
Data ekonomi Jerman begitu penting, lantaran ekonomi negara ini yang paling kuat di kawasan Eropa.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, data itu semakin membuka peluang European Central Bank (ECB) memangkas suku bunga.
Sementara, kata Alwi untuk saat ini EUR/JPY lebih memanfaatkan pelemah yen. Lebih lanjut dia bercerita, pelemahan yen karena progress perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang bernada positif.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa kesepakatan dagang antara AS dan China sudah sekitar 90% selesai. “Ketegangan mereda sehingga yen melemah,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (27/6).
Apalagi ditambah isu AS akan menunda poin keputusan tarif impor China. Sehingga, yen sebagai mata uang yang sering berkontraksi dengan China terkena dampak pelemahan.
Secara teknikal, Alwi mengamati kenaikan area resistance hanya bersifat sementara. Di lihat dari indikator tren moving average (MA) 55 jangka menengah bergerak bearish. Tapi, MA 10 yang mengindikasikan harga jangka pendek bergerak bullish.
Di sisi lain stochastic sudah mulai masuk over bought sehingga berpotensi koreksi. Selanjutnya indiatir relative strength index (RSI) masih positif di atas level 54.
Untuk itu, Sakti merekomendasikan sell on strength untuk pasangan mata uang EUR/JPY dengan prediksi rentang support 121,64-120,90 sementara level resistance antara 123,16-124,28.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
