kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat emiten pindah ke papan utama, simak kondisi fundamentalnya


Rabu, 03 Juni 2020 / 19:20 WIB
Empat emiten pindah ke papan utama, simak kondisi fundamentalnya
ILUSTRASI. BEI mengumumkan perpindahan papan pencatatan empat emiten dari Papan Pengembangan ke Papan Utama.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan perpindahan papan pencatatan empat emiten dari Papan Pengembangan ke Papan Utama.

Keempat emiten itu adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), PT MNC Studios International Tbk (MSIN), dan PT Phapros Tbk (PEHA).

"Perubahan penempatan papan pencatatan tersebut berlaku sejak tanggal 29 Mei 2020," seperti yang tertulis dalam pengumuman BEI yang ditandatangani Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 Adi Pratomo Aryanto, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 Vera Florida, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 Goklas Tambunan, dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Irvan Susandy, Kamis (28/5).

Baca Juga: Pindah ke papan utama bursa, begini tanggapan Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC)

Beberapa syarat yang membuat emiten berpindah dari Papan Pengembangan ke Papan Utama, di antaranya membukukan pendapatan usaha selama tiga tahun terakhir dan membukukan laba usaha selama satu tahun buku terakhir. Menilik laporan keuangannya, keempat emiten itu mencatatkan pendapatan yang positif. Keempatnya juga membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Pertumbuhan pendapatan paling tinggi dicatatkan oleh BFIN. Emiten yang bergerak di bidang usaha pembiayaan itu konsisten mencatatkan kenaikan pendapatan sejak tahun 2017. Di tahun 2019 BFIN mengantongi pendapatan hingga Rp 5,24 triliun naik 4,43% dari tahun 2018 yang sebesar Rp Rp 5,02 triliun. Adapun pendapatan di tahun 2018 bertumbuh signifikan hingga 119,94% dari tahun 2017 yang sebesar Rp 2,28 triliun.

Baca Juga: Sembilan obligasi dengan total nilai Rp 5,73 triliun jatuh tempo pada Juni 2020

Akan tetapi, kenaikan drastis pada pendapatan tidak diimbangi dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. BFIN justru mencatatkan penurunan laba bersih paling dalam. Koreksi ini dipicu oleh laba yang menurun hingga 51,51% pada tahun 2019, menjadi Rp 711,69 miliar dari sebelumnya Rp 1,47 triliun. Padahal di tahun 2018 laba BFIN tumbuh hingga 23,6%.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×