kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten rokok jadi pemberat indeks barang konsumer


Rabu, 13 November 2019 / 15:57 WIB
Emiten rokok jadi pemberat indeks barang konsumer
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (12/11) mencatatkan penurunan indeks pada sektor industri barang konsumer mencapai 18,76% year to date (ytd). 

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengamati penurunan paling besar ini disebabkan oleh turunnya harga saham emiten rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang cukup dalam. 

Berdasar penelusuran Kontan.co.id pada Rabu (13/11), GGRM mencatatkan penurunan hingga 34,74% year to date atau sekitar 2905 poin. Sementara itu, HMSP mengalami penurunan hingga 43,13% ytd atau sekitar 1600 poin. 

Suria melihat, sentimen kenaikan cukai rokok menjadi salah satu yang mempengaruhi pergerakan harga saham barang konsumer. Ekspektasinya, kata Suria, dengan adanya penerapan cukai pajak yang baru, volumenya akan menurun.

Asal tahu saja, per 1 Januari 2020 pemerintah mulai menerapkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) yang baru. Kebijakan itu tertuang pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 152/PMK.010/2019 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 146/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau. Adapun rata-rata kenaikan tarif CHT sebesar 21,55%.

Baca Juga: Emiten properti cetak kinerja ciamik, begini rekomendasi analis

"Itu yang membuat harganya menjadi tertekan," katanya lagi ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (12/11). 

Ia menambahkan, sebelum sentimen mengenai tarif cukai, HMSP dan GGRM sempat tertekan dengan rebalancing indeks LQ45 menjadi 100% free float. Pada periode sebelumnya, bobot free float dalam perhitungan saham untuk indeks LQ45 sebesar 60% saja. Sementara free float atau saham yang boleh dimiliki publik GGRM dan HMSP tidak besar. Free float GGRM 25% dan HMSP 7,5%. 

Meskipun pada akhir tahun akan ada window dressing yang bisa menjadi sentimen positif, menurut Suria hal itu belum bisa mengerek saham sektor barang konsumer. Sebab, beberapa emiten lain yang biasa menjadi penopang juga mengalami penurunan. 
Sebut saja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang menurun hingga 6,33% ytd. Meskipun pergerakan UNVR cenderung lesu, saham UNVR memungkinkan pergerakan harga yang positif setelah dilakukan stock split. Asal tahu saja, UNVR berencana melakukan stocksplit dengan rasio 1:5. 

Sementara emiten lainnya seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), PT Industri Jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menurut Suria pergerakannya tidak berdampak signifikan. 

Baca Juga: Fundamental solid, koreksi saham blue chip sesaat

Sejauh ini, emiten barang konsumen yang mencatatkan pertumbuhan harga adalah PT Indoofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 9,09% ytd dan  PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) bertumbuh 5,03%. Sayangnya pertumbuhan harga dua eminten tersebut dinilai belum bisa mengerek indeks barang konsumen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×