kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar Australia melemah terhadap yen akibat stimulus RBA


Selasa, 17 Maret 2020 / 20:11 WIB
Dolar Australia melemah terhadap yen akibat stimulus RBA
ILUSTRASI. Dolar Australia melemah terhadap yen akibat stimulus RBA


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat naik di akhir pekan lalu, pasangan AUD/JPY kembali turun sejak Senin (16/3). Berdasar Bloomberg, Selasa (17/3) pukul 18.30 WIB, pasangan AUD/JPY terkoreksi sebesar 0,73% di level 64,29.

Analis Monex Investindo Faisyal menilai penurunan pasangan AUD/JPY lebih didominasi oleh pelemahan dolar Australia. Sebabnya, Reserve of Bank Australia (RBA) memberikan stimulus berupa dana sebesar A$ 8,8 triliun atau sekitar US$ 5,4 triliun ke pasar. Bank sentral ini juga akan kembali mengumumkan paket stimulus pada Kamis (19/3) mendatang. Sehingga mengakibatkan aksi jual di pasar bursa.

Paket stimulus yang dijadwalkan akan dirilis Kamis ini diprediksi bahwa RBA akan kembali memangkas suku bunga menjadi 0,25%.

Baca Juga: Tembus Rp 15.000 per dolar AS, kemana lagi arah rupiah?

Jumlah korban yang terus meningkat juga mempengaruhi menurunnya dolar Australia. Imbasnya, pelaku pasar beralih mengamankan aset-aset berisiko ke safe haven. Salah satunya dolar Australia yang termasuk di dalam aset-aset berisiko. “Kedua hal itu jadi pemicu melemahnya pasangan AUD/JPY,” kata Faisyal.

Dalam jangka pendek, Faisyal melihat dolar Australia masih cenderung akan tertekan. Rencana RBA yang akan kembali memangkas suku bunga dalam waktu dekat dapat memberatkan laju dolar Australia.

Sebelumnya, negara-negara lain telah mengumumkan untuk memangkas suku bunga acuan. The Fed melalui pertemuan darurat memangkas 100 basis poin suku bunga. Sedang, Reserve Bank of New Zealand juga telah menurunkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 0,25% dan menyuntikkan dana ke pasar sejumlah NZ$ 12 triliun atau US$ 7,3 triliun.

Baca Juga: Pelemahan dolar Australia belum terbendung

Faisyal mengatakan, dolar Australia ke depan masih akan dibayangi oleh perkembangan virus corona. Semakin bertambahnya jumlah korban akibat virus corona akan memicu pelaku pasar untuk menghindari aset-aset berisiko. Belum lagi, dampak virus corona yang mengakibatkan perlambatan ekonomi secara global dan khususnya Australia.

Dari sisi penerbangan, Australia mengumumkan untuk membatasi kapasitas penerbangan internasional dan domestik. Pengurangan itu masing-masing sebesar 90% dan 60% yang akan berlangsung hingga akhir Mei. Dengan begitu, Asosiasi Penerbangan Australia memprediksi akan kehilangan kurang lebih A$ 500 miliar dari biaya lepas landas dan mendarat pada tahun ini. “Ancaman itu membuat dolar Australia akan semakin turun,” kata Faisyal.

Secara teknikal, pergerakan harga AUD/JPY terlihat masih di bawah moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator MACD menunjukkan level -2,180. Sedang, indikator RSI berada di level 26,90 dan indikator stochastic di level 16,10.

Baca Juga: Apakah ramalan krisis finansial 2020 Roubini akan jadi kenyataaan akibat corona?

Faisyal bilang indikator RSI dan stochastic menunjukkan berada di area jenuh jual. Sehingga, potensi untuk rebound belum terlihat jelas. Melihat kondisi itu, Faisyal merekomendasikan untuk sell on rally dengan support di level 63,50 dan 62,40 serta resistance di level 65,85 dan 66,70.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×