kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di 2021, Jasa Marga (JSMR) andalkan pendanaan dari perbankan, obligasi dan divestasi


Senin, 08 Maret 2021 / 13:50 WIB
Di 2021, Jasa Marga (JSMR) andalkan pendanaan dari perbankan, obligasi dan divestasi
ILUSTRASI. Sejumlah kendaraan melaju di tol Jakarta - Cikampek KM 47, Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/aww.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) tahun ini mengandalkan pendanaan dari tiga sumber yaitu perbankan, penerbitan obligasi dan divestasi aset. 

Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal menjelaskan tahun ini anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang disiapkan sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 7 triliun untuk kebutuhan penggarapan proyek Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2, Tol Balikpapan-Samarinda dan Tol Manado-Bitung. 

Dari kebutuhan tersebut, Jasa Marga memiliki standby loan facility sebesar Rp 2,7 triliun dan sisa penerbitan umum berkelanjutan obligasi senilai Rp 2,5 triliun. 

"Dengan kombinasi perbankan dan obligasi ini, kita akan lihat dari sisi divestasi yang mengurangi kebutuhan pendanaan. Jadi kita akan bersumber dari perbankan dan penerbitan obligasi," jelas Donny dalam diskusi virtual bersama wartawan, Senin (8/3). 

Dari divestasi aset yang disertakan dalam Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia Investment Authority (INA), Jasa Marga berharap bisa mendapatkan pendanaan Rp 1,5 triliun hingga Rp 3 triliun dari dua sampai tiga aset. 

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) hitung ulang valuasi Jasamarga Trans Jawa Tol sebelum gelar IPO

Lebih lanjut, Donny menjelaskan bahwa bisnis jalan tol merupakan industri yang menarik sebagai underlying aset investasi karena cukup tangguh (resilient). Salah satu contohnya terlihat pada kondisi krisis ekonomi 1998 di mana pendapatan Jasa Marga turun hingga 20% ke level Rp 670 miliar namun di tahun 1999 pendapatan naik ke level Rp 740 miliar, melebihi kondisi di 1997 yang pendapatannya tercatat sebesar Rp 730 miliar. Pendapatan tersebut dihitung dari 13 tol yang sudah beroperasional lama (mature).

Pola tersebut juga berulang pada krisis finansial 2008 dan perlambatan ekonomi 2015. Dus di 2020, Donny memproyeksikan pendapatan Jasa Marga hanya turun belasan persen di saat industri lain mengalami tekanan cukup signifikan. 

Proyeksi tersebut sejalan dengan mobilitas yang berangsur pulih saat kebijakan pembatasan sosial terus diperlonggar. 

"Di kuartal satu dan dua kita memang terpukul signifikan, tapi dengan recovery time yang cukup cepat penurunan kita hanya belasan persen dari sisi revenue," jelasnya. 

Donny berharap dengan vaksin Covid-19, mobilitas masyarakat bisa kembali mendekati normal. Dengan asumsi pelajar masih beraktivitas di rumah dan kegiatan di siang hari masih belum seperti sebelum Covid-19.  

Sebagai gambaran pendapatan tol JSMR di 2019 tercatat sebesar Rp 10,13 triliun, sedangkan total pendapatan sebesar Rp 26,34 triliun. Sementara itu di kuartal III-2020, pendapatan tol JSMR tercatat sebesar Rp 6,26 triliun dengan pendapatan total sebesar Rp 10,55 triliun. 

Selanjutnya: Jasa Marga kenalkan command center lalu lintas jalan tol berbasis ITS pertama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×