kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana kelolaan reksadana naik Rp 5,6 triliun


Selasa, 09 November 2010 / 10:49 WIB
ILUSTRASI. Kacang mete


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan obligasi tidak meningkat tajam selama sebulan, namun total dana kelolaan industri reksadana masih terus meningkat.

Hal tersebut dapat dilihat dari data Bapepam-LK, dimana total dana kelolaan reksadana per Oktober 2010 sudah mencapai Rp 139,04 triliun. Artinya, total dana kelolaan reksadana meningkat Rp 5,64 triliun dari bulan September 2010 yang hanya sebesar Rp 133,4 triliun.

Peningkatan dana kelolaan tersebut terjadi pada beberapa produk reksadana seperti reksadana saham, pendapatan tetap, campuran, terproteksi, dan ETF pendapatan tetap. Peningkatan dana kelolaan reksadana saham, misalnya, selama sebulan kenaikannya mencapai Rp 2,11 triliun menjadi Rp 40,37 triliun. Sedangkan pada reksadana pendapatan peningkatan dana kelolaan sebesar Rp 2,68 triliun menjadi Rp 28,57 triliun.

Naiknya dana kelolaan beberapa reksadana tersebut menurut Rudiyanto, analis Infovesta Utama disebabkan ada penambahan jumlah unit baru. Maklum jika ditengok dari kinerja reksadana tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Selama sebulan ini, kinerja rata-rata reksadana saham hanya meningkat sebesar 2,36%. Sedangkan kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap 1,4%.

Rudiyanto memaparkan, jumlah unit penyertaan reksadana saham telah meningkat sebanyak 320,97 juta unit dalam waktu sebulan. Jumlah unit reksadana saham pada bulan September hanya mencapai 9,85 miliar unit. Tapi pada Oktober 2010, total unit reksadana saham sudah 10,17 miliar unit.

Jumlah unit reksadana pendapatan tetap juga mengalami peningkatan sebanyak 123,86 juta unit, dari sebelumnya 38,51 miliar unit pada September menjadi 38,64 miliar unit di bulan Oktober. Menurut Rudiyanto, peningkatan jumlah unit penyertaan ini lebih disebabkan adanya potensi kenaikan harga saham akibat window dressing.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×