kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana kelolaan industri reksadana turun Rp 18,71 triliun pada Juni, ini penyebabnya


Jumat, 13 Juli 2018 / 19:44 WIB
Dana kelolaan industri reksadana turun Rp 18,71 triliun pada Juni, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Reksadana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai dana kelolaan atau asset under management industri reksadana kembali menurun. Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan reksadana turun 3,91% atau Rp 18,71 triliun menjadi Rp 460 triliun pada Juni lalu.

Artinya, sudah dua bulan berturut-turut dana kelolaan industri reksadana mengalami penurunan. Pada Mei, dana kelolaan industri reksadana juga turun 0,60% atau Rp 2,93 triliun menjadi Rp 478,71.

Hampir semua jenis reksadana mengalami penurunan dana kelolaan sepanjang Juni. Misalnya, reksadana saham turun 1,31% menjadi Rp 144,61 triliun, reksadana pendapatan tetap turun 2,75% menjadi Rp 102,40 triliun, reksadana campuran turun 3,74% menjadi Rp 26,48 triliun, dan reksadana pasar uang turun 16,67% menjadi Rp 52,82 triliun.

Eric Sutedja, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management mengatakan, penurunan nilai dana kelolaan industri reksadana sejalan dengan koreksi yang terjadi di pasar saham dan obligasi. “Jadi penurunannya lebih karena nilai NAB reksadana yang turun,” katanya, Jumat (13/6).

Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 3,08% pada bulan lalu. Begitu pula dengan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang melemah 3,15% di bulan yang sama.

Meski begitu, Head of Investment Avrist Asset Management, Farash Farich bilang, faktor aktivitas pencairan dana investasi (redemption) juga tidak bisa dikesampingkan, terutama pada reksadana pasar uang.

Menurutnya, aktivitas redemption sudah dilakukan oleh investor reksadana pasar uang sejak Mei lalu. Hal ini mengingat tingginya kebutuhan likuiditas dari investor untuk melakukan pembayaran yang jatuh tempo sebelum akhir semester I.

Sedangkan menurut Eric, penurunan dana kelolaan reksadana pasar uang juga disebabkan oleh aktivitas switching oleh investor berorientasi jangka panjang ke reksadana saham atau obligasi. Sebab, di kala pasar sedang lesu, investor bisa memperoleh reksadana saham atau pendapatan tetap dengan unit yang murah.

Yang pasti, kedua faktor tersebut membuat dana kelolaan reksadana pasar uang merosot cukup dalam hingga mencapai 16,67% atau setara Rp 10,37 triliun di bulan lalu.

Padahal, kinerja rata-rata reksadana pasar uang yang tercatat di Infovesta Money Market Fund Index tergolong positif pada Juni lalu sebesar 0,31%. 

Sepanjang semester I-2018, kinerja rata-rata reksadana tersebut tumbuh 1,90% (ytd).

Sementara itu, penurunan yang terjadi pada dana kelolaan reksadana saham tampak tidak terlalu signifikan, karena hanya sebesar 1,31% atau senilai Rp 1,92 triliun.

Eric mengaku, sebenarnya masih ada investor yang melakukan penambahan unit pada reksadana saham mengingat harganya sudah tergolong murah. Namun, karena indeks saham kerap terkoreksi, hal itu berdampak negatif bagi perolehan dana kelolaan reksadana tersebut.

“Dana kelolaan reksadana saham memang cenderung akan turun seiring pergerakan LQ45, karena sebagian besar asetnya berasal dari indeks tersebut,” paparnya.

Sekadar catatan, Juni lalu indeks LQ45 mengalami koreksi sebesar 4,68%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×