kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cita Mineral (CITA) bakal rights issue untuk bayar utang, ini kata analis


Kamis, 30 Januari 2020 / 19:29 WIB
Cita Mineral (CITA) bakal rights issue untuk bayar utang, ini kata analis
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan pancatatan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (13/1). Cita Mineral Investindo (CITA) akhirnya menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 2.022 per saham./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/01/2020


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) akhirnya menetapkan harga pelaksanaan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp 2.022 per saham. Pada perdagangan hari ini, saham CITA ditutup menguat 1,55% ke level 1.960.

Dalam rights issue ini, CITA akan melepas sebanyak-banyaknya 648,22 juta saham baru. Dus, emiten sektor pertambangan ini membidik dana segar Rp 1,3 triliun dengan catatan jika seluruh pemegang saham menggunakan haknya.

Baca Juga: Volume penjualan CPO Dharma Satya Nusantara (DSNG) naik 46% di tahun 2019

Melansir keterbukaan informasi, CITA bakal menggunakan dana hasil rights issue ini untuk tiga tujuan. Yang pertama, sekitar 48,16% dialokasikan untuk membayar seluruh pokok dan bunga utang bank jangka panjang perseroan dengan Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd.

Menilik laporan keuangan per September 2019, CITA memiliki utang jangka panjang dengan bank ini sebesar US$ 44 juta atau setara Rp 623,66 miliar.

Kedua, sebanyak 36,92% akan digunakan untuk membayar seluruh pokok dan bunga utang bank lancar entitas anak perseroan yakni PT Harita Prima Abadi Mineral kepada DBS Bank Ltd., Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).

Sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Ini berarti, sebagian besar besar dana hasil rights issue ini bakal digunakan perseroan untuk membayar utang.

Baca Juga: Bali Towerindo (BALI) rilis obligasi tahap I senilai Rp 800 miliar

Adapun yang bertindak sebagai pembeli siaga adalah Glencore yang akan melaksanakan seluruh HMETD sejumlah 116,68 juta dan seluruh HMETD yang dialihkan dari Harita Jayaraya sejumlah 472,94 juta saham baru. 

Setelah rights issue, persentase kepemilikan Glencore pada CITA akan naik dari 18% menjadi 29,77%. Sementara kepemilikan publik tetap 9,04% dengan catatan seluruh pemegang saham publik menggunakan haknya.

Lantas, apakah aksi korporasi ini cukup menarik bagi pemegang saham publik?

Direktur Cita Mineral Investindo Yusak Lumba Pardede mengatakan CITA telah melakukan transparansi informasi sesuai aturan bursa. Dus, ia mengembalikan keputusan untuk menggunakan HMETD kepada masing-masing investor.

“Dimana biasanya investor atau pemegang saham akan menganalisis sendiri dari informasi yang kami keluarkan melalui BEI atau koran,” terang Yusak kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).

Baca Juga: Analis: Holding rumahsakit pelat merah bukan ancaman bagi swasta




TERBARU

[X]
×