kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,01   -11,51   -1.23%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CIMB Principal Asset Management andalkan sektor konsumer dan keuangan


Kamis, 25 Oktober 2018 / 21:32 WIB
CIMB Principal Asset Management andalkan sektor konsumer dan keuangan
Direksi CIMB Principal Asset Management


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tingginya volatilitas pasar keuangan, PT CIMB Principal Asset Management andalkan saham di sektor konsumer dan keuangan. Sepanjang tahun ini pertumbuhan ekonomi global sedang memasuki siklus pertumbuhan akhir dari siklus bisnis.

Akibatnya, kebijakan moneter akan diperketat dan menyebabkan volatilitas meningkat. Pengurangan balance sheet bank sentral di semetsr dua juga diperkirakan akan meningkatkan volatilitas.

Director Chief Investment Officer PT CIMB Principal Asset Management (CIMB-P) Priyanto Soedarsono mengatakan di tengah tingginya volatilitas pasar keuangan, sektor keuangan dan konsumer diproyeksikan bisa menjadi strategi jitu dalam melewati volatilitas yang tinggi saat ini.

Priyanto mengatakan sektor konsumer masih cukup menarik karena sektor ini yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2 % di akhir tahun ini, sektor konsumsi yang menyumbang 55% pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga akan alami pertumbuhan kinerja.

"Pertumbuhan pengeluaran konsumsi dan pemerintah cenderung kuat sebelum masa pemilihan presiden dan kami percaya ekonomi akan terdorong oleh Pilpres 2019," kata Priyanto, Kamis (25/10). Secara historikal, performa IHSG selalu positif saat pemeilihan presiden di 2004,2009 dan 2014.

Selain itu, Priyanto juga masih akan fokus dan tidak meninggalkan sektor cunsumer discretionary, seperti saham ritel. Selain itu, dalam mendukung pertumbuhan di sektor konsumer, sektor keuangan juga diproyeksikan akan mencatatkan pertumbuhan kinerja yang cemerlang. "Sektor keuangan memiliki bobot yang besar dalam kapitalisasi pasar, sehingga tidak bisa kita tinggalkan," kata Priyanto.

Sedangkan, Priyanto masih akan mempertimbangkan dalam mengambil keputusan untuk mengurangi porsi saham di sektor ini. "Ekonomi AS diproyeskiakn akan melambat menyebabkan demand pada komoditas juga akan melambat, kita masih netral untuk sektor pertambangan," kata Priyanto.

Mengenai nilai tukar, Priyanto memproyeksikan tahun depan rupiah akan bergerak lebih stabil dan tidak akan terdepresiasi terlalu dalam, karena defisit neraca transaksi berjalan tahun depan diproyeksikan berada di rentang 2,5% hingga 3% sehingga. 

Priyanto memproyeksikan di akhir tahun rentang rupiah berada di Rp 14.300 per dollar AS hingga Rp 14.500 per dollar AS. Sedangkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Priyanto proyeksikan hingga akhir tahun akan tumbuh ke level 6.300 hingga 6.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×