kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cermati ekonomi dan fundamental emiten


Jumat, 21 April 2017 / 11:27 WIB
Cermati ekonomi dan fundamental emiten


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Sandy Baskoro | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Anda yang rajin membaca KONTAN tentu sudah hapal dengan nama Lo Kheng Hong dan Eyang Ratman. Dua orang ini adalah investor sukses di pasar saham. Lo Kheng Hong terkenal sebagai investor fundamental, sementara Eyang Ratman piawai memainkan indikator teknikal untuk mencari cuan.

Bagaimana, sih, cara para investor sukses ini menyusun portofolionya? Ada satu prinsip yang dipegang para pemodal kawakan ini: tidak terpengaruh sentimen sesaat.

Misalnya, sentimen pilkada DKI yang baru saja berlalu. Baik Lo Kheng Hong maupun Ratman tidak melihat sentimen tersebut dalam menyusun portofolio investasi.

Lo Kheng Hong punya strategi, dia menilai perusahaan hanya dari sisi fundamental saja. "Kalau perusahaan tidak memiliki kriteria fundamental yang baik, ya, tidak saya pilih," kata pria yang kerap dipanggil LKH ini kepada KONTAN di sela-sela Talkshow Rahasia Sukses Investor & Trader Bursa Saham Indonesia yang diselenggarakan KONTAN, Kamis (20/4).

Soeratman Doerachman, nama asli Eyang Ratman, menilai, efek pilkada DKI ke pasar saham hanya sementara. Karena itu, ia tidak memfaktorkan sentimen ini dalam menyusun portofolio. "Indeks saham lebih banyak dipengaruhi kondisi makro seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi dan currency, juga fundamental emiten," kata dia.

Ratman biasanya melihat fluktuasi harga suatu saham dalam jangka menengah saat memilih saham. Ia juga memadukan analisa teknikal dan fundamental.

Pengamat pasar modal Lukas Setia Atmaja juga sepakat. Ketimbang menjadikan sentimen sesaat seperti pilkada DKI sebagai dasar menyusun portofolio, investor bisa memanfaatkan momentum rilis kinerja keuangan di kuartal pertama untuk mengatur ulang portofolio. Investor bisa masuk ke saham berkinerja positif, seperti ASII.

Tahun ini, Lukas menilai sektor saham yang masih memiliki prospek positif antara lain sektor batubara, infrastruktur, konsumer dan perbankan. "Untuk sementara sebaiknya jauhi dulu sektor properti," ungkap dia.

Lukas memprediksi, IHSG berpotensi menanjak ke kisaran 5.800-6.000 akhir tahun nanti. Eyang Ratman juga punya perhitungan serupa. Ia memperkirakan, dengan skenario optimistis, IHSG pada tahun ini berpotensi menembus level 6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×