kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catat! Reksadana pendapatan tetap diprediksi kian prospektif tahun depan


Sabtu, 21 November 2020 / 15:13 WIB
Catat! Reksadana pendapatan tetap diprediksi kian prospektif tahun depan
ILUSTRASI. Reksadana.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang direkomendasikan di tengah kondisi saat ini. Pasalnya, obligasi Indonesia dinilai menjadi salah satu instrumen yang menarik dan lebih unggul dibanding peers

Head of Fixed Income Sucor Asset Management Dimas Yusuf menjelaskan, saat ini pasar obligasi Indonesia masih menjadi incaran investor asing. Ia berkaca dari yield obligasi acuan 10 tahun Indonesia yang jauh lebih unggul dibanding peers. Apalagi, investor asing diyakini akan segera kembali mengalirkan dana investasi mereka ke Indonesia.

“Selain lebih menarik dari peers, investor asing juga sudah menilai pemerintah Indonesia memiliki pengelolaan utang yang cukup baik selama masa pandemi ini. Apalagi belakangan nilai tukar rupiah sudah semakin stabil. Jadi investor asing yang semula hati-hati akan segera masuk, dan yang sudah masuk, akan memperpanjang durasi portofolio mereka,” jelas dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (20/11).

Baca Juga: Walau return berpotensi turun, reksadana pasar uang bisa tetap jadi pilihan menarik

Selain itu, dari sisi manajemen suplai surat utang, Dimas melihat pemerintah masih mampu menerbitkan sesuai target yang sudah ditetapkan. Sehingga ketakutan akan risiko kelebihan suplai surat utang sudah berkurang. Menurut dia, kini pekerjaan rumah pemerintah adalah dalam urusan pengumpulan pajak.

Pada tahun ini, dapat dikatakan investor asing bisa ‘memaklumi’ ketika pemerintah tidak bisa memaksimalkan pengumpulan pajak seiring banyaknya relaksasi pajak. Namun, jika pada tahun depan hal ini kembali terulang, Dimas menilai bisa berujung menjadi sebuah risiko dan sentimen negatif.

“Bank Indonesia kan kemarin sudah memangkas suku bunga acuan menjadi 3,5%, dan tidak menutup kemungkinan masih terdapat ruang untuk pemangkasan kembali, tentu ini jadi sentimen positif dan disambut baik oleh investor,” kata Dimas.

Sucorinvest AM sejauh ini cenderung masih melihat perkembangan pasar obligasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan untuk meracik portofolio. Dimas cukup yakin, pasar saat ini berpotensi masih berada dalam tren bullish

Selain itu, pada tahun depan ia juga melihat tren hubungan harga dan yield terbalik masih akan terjadi, artinya dari sisi harga masih terapresiasi, sementara yield terus turun.

Baca Juga: BI pangkas suku bunga, siap-siap return reksadana pasar uang ikut terpangkas

“Kondisi pasar sebenarnya dapat dikatakan masih cukup volatil, sehingga Sucorinvest mengedepankan manajemen aktif dan ke hatian-hatian untuk mengimbangi volatilitas saat ini. Dengan reli yang terjadi saat ini, kemungkinan manajemen durasi kami jadi lebih aktif dari biasanya,” tambah Dimas. 

Dimas memperkirakan, tahun depan yield seri acuan 10 tahun akan berkisar pada rentang 5,7%-5,8%. Ia pun optimistis kinerja reksadana pendapatan tetap Sucorinvest AM bisa outperform 2%-3% dari imbal hasil yang ditawarkan seri benchmark tersebut.

Selanjutnya: Suku bunga turun, imbal hasil reksadana pendapatan tetap diperkirakan 10% di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×