kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BWPT mengejar penyelesaian pabrik Papua


Kamis, 04 Mei 2017 / 23:02 WIB
BWPT mengejar penyelesaian pabrik Papua


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) masih akan fokus pada penyelesaian pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Keerom, Papua.

Pabrik itu bakal menjadi pabrik kesembilan yang dimiliki BWPT. Tahun depan, ditargetkan operasional produksinya sudah bisa dilakukan.

Pabrik itu memiliki kapasitas pengolahan 45 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam atau 270.000 ton per tahun. Tapi, jika dibutuhkan, kapasitas produksinya bisa ditingkatkan menjadi 90 ton TBS per jam.

Secara keseluruhan, BWPT memiliki kapasitas produksi 1,3 juta ton dengan rincian TBS milik inti 1,15 juta ton, sedangkan milik plasma 184.678 ton. Angka itu turun 7% dari volume produksi TBS 2015 akibat dampak El Nino.

Jika hanya memperhitungkan dana yang dibutuhkan untuk penyelesaian pabrik, maka nilai investasinya sekitar Rp 160 triliun. "Tapi, nanti ada beberapa fasilitas terutama untuk pekerja sehingga total investasinya Rp 200 miliar," kata Sekretaris Perusahaan BWPT Deddy Setiadi, Kamis (4/5).

Dana investasi pabrik bakal diambil dari anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan tahun ini. Adapun capex BWPT tahun ini sebesar Rp 400 miliar.

Sejatinya, BWPT punya cukup alasan untuk fokus pada penyelesaian pabrik. BWPT memiliki lahan tertanam seluas 16.000 hektar (ha) termasuk lahan plasma di Papua. Level itu merupakan level yang ideal bagi BWPT untuk memiliki PKS sendiri.

Selain itu, kebanyakan lahan tertanam BWPT sudah masuk dalam usia tanaman menghasilkan. Sehingga, penambahan PKS itu merupakan upaya BWPT mengoptimalkan hasil produksi TBS. "Dengan begitu, nilai tambah akan meningkat, profit menjadi lebih baik," kata Deddy.

Asal tahu saja, BWPT memiliki 153.000 lahan tertanam. Dari jumlah itu, 94% diantaranya akan memasuki usia tanaman menghasilkan tahun ini. Adapun usia rata-rata tanaman perseroan tahun ini 8,4 tahun.

Optimalisasi lahan tertanam dan kapasitas produksi juga sejalan dengan rencana FIC Properti Sdn Bhd (FICP) untuk membuat BWPT lebih besar pasca akuisisi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×