kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa saham antisipasi perang dagang berkepanjangan, mata uang Asia malah menguat


Kamis, 30 Mei 2019 / 09:54 WIB
Bursa saham antisipasi perang dagang berkepanjangan, mata uang Asia malah menguat


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia masih memerah jelang akhir bulan Mei. Kamis (30/5) pukul 9.38 WIB, indeks Nikkei 225 turun 0,85% ke 20.824.

Indeks Hang Seng turun 0,57% ke 27.083. Indeks Shanghai turun 0,87% ke 2.889. Sedangkan Straits Times turun 0,72% ke 3.140.

Sejumlah pasar saham Asia masing menguat, yakni Taiex yang menguat 0,46% ke 10.349, Kospi yang naik 0,20% ke 2.027 dan FTSE Malaysia yang naik 0,39% ke 1.629.

"Pasar saham sedang berada di tengah penyesuaian harga untuk perang dagang jangka panjang," kata Soichiro Monji, senior strategist Sumitomo Mitsui DS Asset Management kepada Reuters.

Monji menambahkan, partisipan mulai mengubah komposisi portofolio untuk mengantisipasi perang dagang yang berlarut-larut. "Pertemuan KTT G20 mendatang akan melonggarkan tekanan pasar selama Amerika Serikat (AS) dan China bisa menggunakan event ini untuk bernegosiasi," imbuh dia. KTT G20 akan berlangsung pada 28-29 Juni di Jepang.

Di sisi lain, mata uang Asia justru menguat terhadap dollar AS. Hampir seluruh mata uang Asia menguat. Hanya ringgit dan dollar Taiwan yang melemah pada pagi ini.

Sementara penguatan dipimpin oleh won, peso, dan dollar Singapura. Penguatan mata uang Asia ini memanfaatkan koreksi indeks dollar yang kemarin melaju kencang.

Indeks dollar pagi ini berada di 98,13. Kemarin, indeks yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia ini mencapai level tertinggi dalam lima pekan terakhir akibat arus dana yang masuk ke US Treasury.

Investor memilih aset yang memiliki risiko lebih rendah seperti obligasi AS atau Jerman untuk parkir dana sementara hingga ada kejelasan arah perang dagang global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×