kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bliss Properti Indonesia (POSA) targetkan pendapatan tumbuh 10%-20% tahun ini


Jumat, 10 Mei 2019 / 18:45 WIB
Bliss Properti Indonesia (POSA) targetkan pendapatan tumbuh 10%-20% tahun ini


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan ke-11 yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019, PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) menargetkan pertumbuhan pendapatan 10%-20% tahun ini. Padahal, per 2018, Bliss Properti mencatatkan penurunan pendapatan 21,69% year on year (yoy) menjadi Rp 58,17 miliar.

Penurunan pendapatan perusahaan yang bergerak di bidang properti ini disebabkan oleh penutupan tenant di beberapa lokasi pusat perbelanjaannya. Alhasil, beban pokok perusahaan per tahun lalu juga menurun 6,16% menjadi Rp 43,03 miliar.

Menurut Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan POSA, Astried Damayanti, target pertumbuhan dua digit pada tahun ini diperoleh dari kontribusi mal-mal POSA. Selanjutnya, pendapatan tersebut juga akan disumbang oleh Jambi City Center yang bakal mulai beroperasi Oktober mendatang.

Sebagai informasi, perusahaan yang berdiri pada 2010 dan bergerak di bidang usaha properti berupa pusat perbelanjaan, hotel, dan kegiatan/fasilitas lainnya ini mengelola mal Ambon City Center.

Kemudian, anak perusahaannya mengelola pusat perbelanjaan di Ponorogo, Lombok, Tanjung Pinang, dan Jambi. Selain pusat perbelanjaan, anak perusahaan POSA, PT Pusat Bisnis Ponorogo juga memiliki sebuah hotel di kota Ponorogo.

Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan di tahun ini, Astried mengatakan, pihaknya akan memperbaharui mal-mal yang ada. Langkah ini dilakukan supaya orang tertarik untuk masuk ke pusat perbelanjaan yang POSA kelola.

“Dengan lebih banyak orang yang masuk, trafik kunjungan dan pembelian meningkat. Hal tersebut akan mengundang tenant-tenant untuk masuk,“ kata Astried di Jakarta, Jumat (10/5). Sebagai contoh, di Lombok City Center yang tengah direnovasi, POSA akan memasukkan beberapa tenant yang lumayan besar di tahun ini.

Untuk meningkatkan kualitas pusat perbelanjaannya, tahun ini POSA juga akan berinovasi dengan mengikuti kebutuhan gaya hidup konsumen dengan memperbanyak toko retail. Jumlah toko yang menunjang gaya hidup ini rencananya bakal mencakup 50% dari tiap mal-mal POSA.

Oleh karena itu, untuk menjalankan pengembangan bisnis di tahun ini, Bliss Properti menjalankan penawaran saham perdana atau initial public offering di BEI pada Jumat (10/5). “Makanya kami IPO supaya punya dana untuk refame mal,” kata dia. Melalui IPO ini, emiten ini bisa memperoleh dana segar hingga Rp 255 miliar.

Menurut Direktur Utama POSA, Grasianus Johardy Lambert, sebesar 79% dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan modal kerja perseroan dan perusahaan anak untuk pembiayaan operasional pusat perbelanjaan, perawatan gedung dan peralatan, serta membayar kewajiban seperti kepada supplier dan vendor.

Rinciannya 12% digunakan perseroan dan 88% untuk anak perusahaan. “Pertama akan digunakan untuk peremajaan dan operasional mal. Kami akan melakukan peremajaan gedung dan perbaikan alat-alat,” kata dia.

Kemudian, 21% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal berupa penyelesaian Jambi City Center (JCC) dan renovasi Lombok City Center (LCC). Rinciannya 18% untuk renovasi LCC dan 82% untuk penyelesaian JCC.

Ke depannya, Grasianus mengatakan, perusahaannya akan fokus mengembangkan properti di wilayah-wilayah yang belum terjamah dengan peretail. Sayangnya, ia belum menentukan daerah spesifiknya. “Kami belum tentukan. Kami perlu studi juga masyarakat sekitarnya seperti apa,” kata dia.

Meskipun begitu, menurut dia, selama ini perusahaannya tidak menemukan hambatan berarti dalam menggarap bisnis di daerah-daerah tersebut. Alasannya, pemerintah daerah cukup senang karena kehadiran POSA turut membantu pengembangan daerah.

“Pendapatan pajak mereka meningkat. Usaha kecil dan menengah di daerah bisa masukkan produknya ke mal. Harga tanah di sekitar mal juga jadi naik,” ucapnya.

Sementara itu, dari segi laba. perusahaan ini belum memasang target tahun ini. Per 2018, laba usaha perusahaan ini naik signifikan Rp 295,72 miliar dari sebelumnya Rp 6 miliar karena penurunan nilai aset sebesar Rp 266 miliar di LCC dan JCC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×