kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis tambang batubara loyo, ini cara ABM Investama (ABMM) untuk mengakalinya


Selasa, 15 Oktober 2019 / 12:14 WIB
Bisnis tambang batubara loyo, ini cara ABM Investama (ABMM) untuk mengakalinya
ILUSTRASI. Kawasan tambang batubara PT ABM Investama Tbk di Kalimantan Selatan(25-27 September 2018). ABM Investama menerapkan konsep yang memungkinkan seluruh anak usaha bersinergi dalam operasional tambang dari hulu hingga hilir. Foto: KONTAN/Dimas Andi Shadewo


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT ABM Investama Tbk (ABMM) boleh saja mengalami perlambatan pada semester pertama lalu. Akan tetapi, sejumlah segmen bisnis perusahaan tambang batubara tersebut masih memperlihatkan peningkatan positif.

Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan ABMM menurun 23,97% (yoy) menjadi US$ 286,48 juta pada semester pertama lalu. Pendapatan dari lini bisnis kontraktor tambang dan tambang batubara tercatat turun 26,06% (yoy) menjadi US$ 205,04 juta.

Baca Juga: Indosat (ISAT) jual 3.100 menara ke Mitratel dan Protelindo Rp 6,39 triliun

Kendati demikian, ABMM masih bisa berharap dari lini bisnis jasa logistik dan sewa kapal yang membukukan kenaikan pendapatan sebesar 7,84% (yoy) menjadi US$ 48,10 juta. Begitu pula dengan lini bisnis jasa site service division dan reprabrikasi yang pendapatannya tumbuh 8,64% (yoy) menjadi US$ 8,92 juta.

Direktur ABMM Adrian Erlangga menjelaskan, pihaknya memiliki konsep operasional mining value chain. Konsep ini memungkinkan seluruh anak usaha perusahaan bersinergi dalam operasional tambang batubara mulai dari hulu hingga hilir.

Tak ayal, ketika ada satu segmen bisnis yang tersendat kinerjanya, segmen bisnis lainnya masih bisa menutupi kekurangan tersebut.

Ambil contoh pada bisnis jasa logistik dan sewa kapal ABMM yang pendapatannya masih bisa tumbuh 7,84% (yoy) di paruh pertama tahun ini. Harga batubara di pasar global memang cenderung tertekan.

Baca Juga: Resmi IPO, saham Itama Ranoraya (IRRA) melesat 49,73%.

Akan tetapi, produksi komoditas tersebut di Indonesia masih tumbuh signifikan. Beberapa perusahaan tambang pun masih terus menggenjot volume produksi batubaranya. “Karena volume produksi meningkat, permintaan terhadap logistik dan penyewaan kapal kami masih stabil,” ungkap Adrian, Selasa (14/10).

Sekadar catatan, bisnis ABMM di bidang jasa logistik dan penyewaan kapal dijalankan oleh anak usahanya, PT Cipta Krida Bahari atau CKB Logistik.




TERBARU

[X]
×