kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,44   -19,08   -2.04%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI pertahankan suku bunga acuan, ini saran perencana keuangan untuk investor


Kamis, 19 Juli 2018 / 19:55 WIB
BI pertahankan suku bunga acuan, ini saran perencana keuangan untuk investor
ILUSTRASI.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25%. Di saat yang sama, kondisi pasar finansial Indonesia masih belum begitu kondusif. Investor mesti lihai memasang strategi.

Terlepas dari hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Senior Financial Advisor, Managing Partner AAM & Associates Aidil Akbar Madjid mengatakan, ada baiknya investor tetap berinvestasi pada instrumen berbasis saham apabila memiliki orientasi jangka panjang. “Kalau punya kebutuhan 10-15 tahun lagi, tak masalah sebagian besar portofolio investor diisi oleh saham,” jelasnya Kamis (19/7).

Sebab, investor sejatinya tak hanya berurusan dengan dampak hasil RDG BI maupun sentimen utama yang terjadi sepanjang tahun ini seperti kenaikan suku bunga acuan AS dan perang dagang. Investor juga perlu memikirkan efek agenda politik Indonesia yang mencapai puncaknya di tahun depan.

Hasil Pilpres dinilai bisa mempengaruhi kebijakan ekonomi Indonesia yang nantinya akan berdampak juga terhadap kondisi pasar finansial di masa mendatang. “Pasar saham juga bisa kembali bermasalah di tahun politik,” ujar Aidil.

Karena instrumen berbasis saham mampu memberikan imbal hasil tinggi secara jangka panjang, keuntungan tersebut bisa menutupi kerugian investasi yang dialami oleh investor sepanjang tahun ini ataupun tahun-tahun sebelumnya.

Sebaliknya, jika investor memiliki kebutuhan investasi dalam jangka pendek hingga menengah, ada baiknya mulai melakukan diversifikasi atau memperbanyak instrumen lain yang lebih minim risiko namun tetap punya potensi imbal hasil menarik. “Kalau orientasinya jangka menengah, sementara porsinya banyak di saham, dikhawatirkan investor kesulitan menutup kerugiannya,” ungkap Aidil.

Ia menyebut, instrumen seperti emas dan valuta asing, seperti dollar AS atau dollar Singapura dapat menjadi pilihan alternatif bagi investor berorientasi jangka menengah di tengah ketidakpastian pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×