kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI dan Yayasan Kehati rancang green index


Minggu, 09 Juni 2019 / 18:08 WIB
BEI dan Yayasan Kehati rancang green index


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerjasama dengan Yayasan Keaneka Ragaman Hayati Indonesia (Kehati) tahun ini akan meluncurkan indeks hijau (green index). Nantinya indeks ini akan mengarah ke konsep perusahaan yang ramah lingkungan.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan konstituen indeks hijau akan dipilih berdasarkan kriteria Enviromental Social Governance (ESG). Kriteria ini mempertimbangkan bagaimana kinerja sebuah perusahaan dapat bersinergi dengan alam.

Saat ini negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) mulai selektif dan peduli terhadap green investment. Melihat pertumbuhan green investment di Indonesia yang juga baik, BEI akan memberi opsi alternatif investasi yang lebih peduli terhadap lingkungan. Indeks ini akan menjadi langkah pertama BEI dalam memberikan label green pada emiten yang memenuhi standar ESG.

“Pemilihan konstituen akan dilakukan bersama Yayasan Kehati, rencana ini masih diolah dan diharapkan bisa launching akhir tahun ini,” jelasnya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/5).

Konstituen yang mengisi green index akan dipilih oleh BEI dan komite khusus dari yayasan Kehati yang terdiri dari akademisi, pemerhati lingkungan, dan pihak lainnya. 
Kontribusi BEI adalah menyaring konstituen yang dinilai dari fundamental dan likuiditas perusahaan. Komite khusus dari Yayasan Kehati akan menyaring lebih lanjut sesuai dengan standar ESG.

Hasan berharap setelah diluncurkannya indeks ini, BEI bersama yayasan kehati atau lembaga sertifikasi green bersama Kehati menjadi tenaga yang menetapkan efek green. “Sampai saat ini Indonesia belum memiliki green composite. Jadi kita coba buat untuk menjadi pedoman khusus bagi masyarakat yang mau transaksi di saham tertentu,” ujarnya.

Asal tahu saja hingga saat ini green investment di negara maju seperti Jepang dan Eropa sangat disiplin tentang pilihan investasinya. Hasan bilang banyak yang tidak mau lagi investasi di emiten yang non-green.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×