kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bauran kebijakan BI dan stimulus ekonomi redam volatilitas rupiah atas dolar AS


Senin, 15 Juni 2020 / 20:39 WIB
Bauran kebijakan BI dan stimulus ekonomi redam volatilitas rupiah atas dolar AS


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah terhadap dolar AS cenderung volatil selama masa pandemi corona. Namun, volatilitas rupiah cukup terbatas, berkat bauran kebijakan dari Bank Indonesia (BI) dan stimulus pemerintah.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, fuktuasi rupiah selama pandemi corona berada di kisaran Rp 14.000 - Rp 16.575 per dolar AS. Pelemahan tertinggi ke level Rp 16.000 per dolar AS disebabkan kekhawatiran pasar terhadap risiko pandemi yang meluas secara global.

"Kondisi tersebut mendorong terjadinya capital outflow dari pasar domestik, terutama pada Maret 2020," kata Reny kepada Kontan.co.id, Senin (15/6).

Baca Juga: Nilai keseimbangan baru rupiah ada di level Rp 14.000 per dolar AS?

Pelemahan rupiah atas dolar AS selama pandemi juga dipengaruhi capital ouflow dan peningkatan indeks dolar AS karena sebagian investor masih menjadikan dolar AS sebagai safe haven. Ditambah lagi, muncul kekhawatiran peningkatan kasus Covid-19 baru, disertai aksi profit taking dari penguatan rupiah yang terjadi sebelumnya.

Meskipun begitu, rupiah secara berangsur mulai bergerak menguat setelah kehadiran sentimen positif seperti perkembangan indikator fundamental ekonomi yang stabil seperti inflasi, data cadangan devisa (cadev) dan lainnya. Selain itu, bauran kebijakan dari Bank Indonesia (BI) dan stimulus pemerintah turut mengembalikan kepercayaan investor.

Alhasil, dalam beberapa pekan terakhir rupiah berhasil kembali menguat ke bawah Rp 14.000 per dollar AS, seiring arus capital inflow ke pasar modal.

"Volatilitas rupiah masih relatif terjaga karena bauran kebijakan BI dan stimulus ekonomi pemerintah selama pandemi," jelas Reny.

Namun, Reny menegaskan bahwa sentimen capital outflow masih sulit dimitigasi. Bahkan, hal tersebut dianggap sebagai faktor paling dinamis yang bakal mempengaruhi pergerakan rupiah atas dolar AS.

Selain itu, sentimen pelemahan ekonomi global, gelombang kedua wabah Covid-19, perang dagang dan risiko pemulihan ekonomi yang lambat bakal jadi perhatian dan tantangan bagi prospek pergerakan rupiah ke depan.

Adapun sentimen positif seperti fundamental domestik yang stabil, penurunan kasus pandemi, kebijakan dovish dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), penurunan USD index, kebijakan BI dan capital inflow, diharapkan bakal jadi sentimen sentimen yang menopang penguatan rupiah di sisa tahun ini.

"Menurut hitungan kami, fair value rupiah berada di Rp 14.000 per dollar AS - Rp 14.400 per dollar AS. Kami juga belum mengubah target rupiah akhir tahun di level Rp 14.296 per dollar AS," kata Reny.

Untuk pergerakan rupiah sepanjang semester II-2020, Reny memperkirakan bakal berada di rentang Rp 13.765 per dollar AS hingga Rp 14.895 per dollar AS.

Baca Juga: Surplus necara dagang akan jadi senjata rupiah melawan dolar AS, Selasa (16/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×