kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Baru separo terbit, BCA (BBCA) stop penerbitan obligasi berkelanjutan, ada apa?


Rabu, 17 Juni 2020 / 23:44 WIB
Baru separo terbit, BCA (BBCA) stop penerbitan obligasi berkelanjutan, ada apa?
ILUSTRASI. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menghentikan rencana melanjutkan sisa penerbitan obligasi subordinasi, meski baru memperoleh separo dari target yang direncanakan.

Tahun 2018, PT Bank Central Asia Tbj (BBCA) menggelar rencana menerbitkan obligasi subordinasi berkelanjutan sebesar Rp 1 triliun.  

Dalam keterbukaan informasi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di Bursa Efek Indonesia terbarunya,  Rabu (13/6), bank milik Group Djarum ini memutuskan menghentikan penawaran umum untuk surat utangnya yang akan habis masanya bulan ini.

Penghentian ini dilakukan karena fundamental PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang masih baik dari sisi permodalan maupun likuiditas.

Masih dalam surat yang sama, Bank Central Asia (BBCA) semula akan menerbitan obligasi subordinasi dalam bentuk penawaran umum berkelanjutan sebesar Rp 1 triliun. 

 BCA (BBCA) telah menerbitkan obligasi subordinasi tahap I senilai Rp 500 miliar pada 2018. Penerbitan obligasi BCA dilakukan dalam dua tenor, yakni sebesar Rp 435 miliar untuk seri I dan Rp 65 miliar untuk seri B. Ini artinya, BCA (BBCA) masih memiliki penawaran sebesar Rp 500 miliar lantaran baru 50% dari target penerbitan sebelumnya yang telah diterbitkan.

Dalam surat yang ditandatangani Presiden Direktur BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja dan  Direktur BCA Rudi Susanto, manajemen BCA itu menyebut, dengan mempertimbangkan posisi permodalan dan likuiditas BCA (BBCA) yang kokoh, tercermin dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,8% (sebagian besar merupakan tier I capital sebesar 22,8%), rasio penyaluran kredit atau Loan to Deposit Ratio (LDR) 80,5% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang mencapai 276,3% per Desember 2019, “BCA memutuskan untuk melakukan penghentian penawaran umum berkelanjutan obligasi subordinasi berkelanjutan I Bank Central Asia sebelum berakhirnya periode 2 tahun," tulis Jahja dan Rudi, Rabu (17/6) 

Hingga kuartal I-2020 lalu, bank milik Grup Djarum ini memiliki aset sebesar Rp 953,7 triliun secara bank only. Nilai ini naik sebesar 6,08% secara year on year (bank only). Adapun secara konsolidasi, aset BBCA naik 5,87% yoy atau sebesar Rp 972,93 triliun.

Pada periode yang sama,  kredit secara secara individual bank mencapai Rp 597,73 triliun, naik 1,6% dibandingkan kuartal I 2019 sebesar Rp 588,25 triliun. Secara konsolidasi, kredit BBCA juga tumbuh 1,6% menjadi sebanyak Rp 596,41 triliun dari sebelumnya Rp 586,94 triliun.

Hingga periode triwulan pertama 2020, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross BBCA naik tipis menjadi 1,6% dari sebelumnya 1,47%. Sedangkan NPL net BBCA naik menjadi 0,59% dari 0,5% pada periode tahun lalu.

Sementara rasio penyaluran kredit dibanding simpanan atau loan to deposit ratio BBCA pada kuartal pertama tahun ini turun menjadi 77,64% dari tahun sebelumnya 81,03%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×