kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,80   -7,56   -0.81%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak tekanan, analis sarankan untuk menghindari saham-saham emiten CPO


Rabu, 06 Mei 2020 / 17:36 WIB
Banyak tekanan, analis sarankan untuk menghindari saham-saham emiten CPO
ILUSTRASI. Tahun ini sepertinya harga minyak sawit (CPO) masih bakal mengalami pelemahan dan ini berimbas ke emiten CPO.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini sepertinya harga minyak sawit (CPO) bakal mengalami pelemahan. Bank Indonesia (BI) memprediksi harga komoditas ekspor Indonesia tahun ini akan terkontraksi 14,2%.  Hal ini tentunya berdampak pada harga CPO, mengingat CPO merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia.

Sejalan dengan penurunan harga CPO, indeks saham agrikultur juga melemah 36,97% sejak awal tahun hingga Rabu (6/5).

Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan penurunan harga tersebut disebabkan konsumsi dunia yang masih melambat saat ini. Seperti diketahui, dampak dari Covid-19 pada ekonomi dunia terlihat dari terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China yang negatif. Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 juga hanya tumbuh 2,97% yoy.

Baca Juga: Harga CPO melorot, begini prospek saham emiten perkebunan

Selain itu, sentimen negatif datang dari kinerja emiten perkebunan kelapa sawit tahun lalu di mana pendapatan dan laba bersih sudah tertekan. Dus, Robertus menjelaskan prospek emiten di sektor ini pun cukup suram.

“Sebelum ada virus saja beberapa negara tujuan utama seperti India, Uni Eropa, AS dan China sudah mengurangi pembelian CPO dari Indonesia dan Malaysia. Ke depannya, setelah pandemi berakhir pun menurut kami tidak ada peluang bagi CPO untuk memasuki pasar-pasar ekspor tersebut,” jelas Robertus kepada Kontan, Rabu (6/5).

Robertus menambahkan, program B30 sejauh ini hanya berdampak positif secara fiskal karena berpotensi mengurangi impor bahan bakar minyak diesel. Namun rendahnya harga minyak saat ini menjadikan program ini kurang kompetitif.

“Sementara untuk industri CPO dalam negeri, perlu diketahui bahwa pemilik kapasitas produksi biodiesel terbesar saat ini masih dikuasai oleh Grup Wilmar yang sahamnya terdaftar di bursa Singapura,” jelasnya.

Dengan pertimbangan tersebut, Robertus menyarankan investor untuk menghindari saham-saham CPO. Dia justru menyarankan untuk memilih saham di sektor lain yang masih memiliki peluang pertumbuhan seperti sektor konsumer.

Baca Juga: Harga CPO sentuh level terendah 9 bulan, ini penyebab utamanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×