kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banjir likuiditas, aset berisiko diminati tapi fluktuasi makin tinggi


Senin, 15 Maret 2021 / 12:31 WIB
Banjir likuiditas, aset berisiko diminati tapi fluktuasi makin tinggi
ILUSTRASI. Stimulus Amerika Serikat (AS) cair membuat kinerja aset berisiko cenderung melonjak


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stimulus Amerika Serikat (AS) cair membuat kinerja aset berisiko cenderung melonjak. Namun, hati-hati flkutuasi aset berisiko tersebut akan semakin tinggi setelah likuiditas banjir dan menyebabkan kenaikan inflasi. 

Presiden Komisaris HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, diloloskannya paket stimulus AS diharapkan bisa memulihkan ekonomi melalui aktivitas konsumsi yang kembali berputar. Sentimen stimulus ini direspons positif oleh pasar.

Lihat saja, indeks Dow Jones Industrial Average terus membentuk rekor baru dengan mengesampingkan indeks teknologi yang sudah mendapat keuntungan sejak pandemi berlangsung. Jumat (12/3), Dow Jones ditutup di 32.778,64. 

Sebaliknya, sebagian besar investor melikuidasi posisi kepemilikan emas mereka untuk berpindah ke saham serta aset berisiko lainnya. Tentunya, hal ini dilakukan atas pertimbangan yield yang berprospek lebih tinggi. 

Baca Juga: Banjir Dana Stimulus Ekonomi Global, Performa Aset Berisiko Bakal Terkerek

Likuiditas yang tercipta hasil stimulus AS tentunya akan berpengaruh pada harga emas, tetapi tidak signifikan. Kenaikan harga emas Antam yang sempat rekor di atas Rp 1 juta dan harga emas spot yang sempat menyentuh US$ 2.075 per ons troi, kini mulai terkoreksi karena isu harapan membaiknya ekonomi pasca distribusi vaksin dan pelonggaran kuncian di beberapa negara. 

Meski harga emas cenderung terkoreksi, Sutopo mengatakan harga emas masih akan diuntungkan karena stimulus mengakibatkan uang yang beredar menjadi lebih banyak. Dengan demikian bisa menyebabkan devaluasi nilai dolar AS. Alhasil, aset lindung nilai di tengah harapan pemulihan ekonomi masih akan bergerak fluktuatif. 

Baca Juga: Mengukur prospek saham bank papan atas pada 2021




TERBARU

[X]
×