kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakal jual aset, analis menilai saham Lippo Karawaci (LPKR) tetap belum menarik


Selasa, 25 Desember 2018 / 21:56 WIB
Bakal jual aset, analis menilai saham Lippo Karawaci (LPKR) tetap belum menarik
ILUSTRASI. Pembangunan Apartemen Meikarta


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski berencana menjual aset di 2019, saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dinilai belum cukup menarik untuk dilirik investor. Selain terganjal masalah Meikarta, secara fundamental saham emiten itu juga belum cukup baik.

Sekedar informasi, LPKR berencana melakukan divestasi atau penjualan asetnya yakni Lippo Mall Puri Indah dan salah satu rumahsakit di Myanmar. Langkah tersebut dipilih untuk memperkuat posisi keuangan, sekaligus memangkas utang LPKR.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengatakan, masalah yang dihadapi Meikarta cukup berat bagi LPKR. Ditambah lagi, dari sisi sektoral yakni properti secara umum masih akan cukup berat melaju di tahun depan.

"Ini akan jadi tantangan ke depan, apalagi pendapatan LPKR masih disumbang dari penjualan apartemen, hotel dan rumah. Saya rasa ini masih sulit, karena banyak pengembang yang menawarkan harga lebih terjangkau," kata Aditya kepada Kontan.co.id, Selasa (25/12).

Selain itu, rencana penjualan aset untuk memperkuat likuiditas perusahaan, dinilai Aditya, tidak akan mudah. Apalagi, sebelumnya Fitch Ratings juga sempat memangkas peringkat investasi LPKR menjadi CCC+.

"Kalau utang turun, dari sisi pendanaan mereka akan sulit untuk menerbitkan bond dan ini enggak gampang. Posisi utang sangat menentukan ke depannya, dan jika divestasi terus berlanjut, aset mereka bisa tergerus dan akan merugikan perusahaan juga akhirnya," ujarnya.

Dus, Semesta Indovest Sekuritas menilai, saham LPKR belum akan menarik di tahun depan. Namun, bagi investor ke depan bisa fokus pada rencana aksi korporasi yang cenderung bisa menguntungkan perusahaan, meskipun hanya bersifat jangka pendek.

"Misalnya seperti aksi korporasi bagi bagi dividen, akuisisi perusahaan yang lebih menarik ke depan. Namun, investor harus tetap memperhatikan kondisi keuangannya juga," jelasnya.

Namun, jika aksi korporasi yang dilakukan LPKR semata untuk tujuan mengurangi utang, semisal rights issue dan divestasi lainnya, Aditya menyarankan investor untuk melirik saham lain.

"Kalau aksi korporasinya negatif, sama saja menghabiskan waktu nungguin LPKR. Sedangkan, masih ada saham-saham emiten Grup Lippo lain yang punya prospek positif di tahun depan," ujarnya.

Menurutnya, beberapa saham Grup Lippo masih memiliki prospek positif di 2019, ketimbang LPKR. Beberapa saham tersebut, yakni MPPA dan LPPF yang bergerak di sektor konsumsi.

"Group Lippo lumayan banyak dan mereka juga sedang mengembangkan sektor di luar properti. Investor bisa lihat prospek positif di saham MPPA yang sedang memperbaiki kinerjanya," jelasnya.

Apalagi, kata Aditya menilai, spending atau belanja masyarakat akan mengalami perbaikan di tahun depan, sehingga bisa memberikan angin segar bagi emiten sektor konsumsi. "Kalau ada kenaikan pendapatan, belanja masyarakat akan diutamakan ke barang barang sekunder, seperti untuk membeli baju, perkakas dan lainnya, jadi sektor yang arahnya ke konsumer dan bahan pokok," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×