kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AUM industri reksadana turun, tapi unit penyertaan di reksadana berbasis saham naik


Senin, 12 April 2021 / 21:04 WIB
AUM industri reksadana turun, tapi unit penyertaan di reksadana berbasis saham naik


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atawa asset under management (AUM) industri reksadana turun akibat kinerja pasar saham dan obligasi anjlok di sepanjang Maret. Namun, di satu sisi aksi beli alias net subscription masih tumbuh untuk reksadana berbasis saham. 

Berdasarkan data Infovesta Utama, AUM industri reksadana hingga Maret mencapai Rp 584,76 triliun. Jumlah tersebut turun 0,82% dari Rp 589,58 triliun di bulan sebelumnya. Angka tersebut termasuk AUM reksadana dalam mata uang asing yang telah dikonversikan dalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia (BI) dan tidak termasuk reksadana penyertaan terbatas.

Penurunan AUM mayoritas terjadi di setiap jenis reksadana, kecuali reksadna Dana Investasi Real Estate (DIRE) yang naik 0,35%. Namun, unit penyertaan (UP) reksadana saham, indeks, exchange traded fund (ETF), dan reksadana campuran masih tumbuh. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan AUM industri tidak terlepas dari pelemahan kinerja underlying asset dari setiap jenis reksadana. Selama Maret, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 5,57% secara bulanan. Begitupun kinerja obligasi pemerintah menurun 0,21%, meski kinerja obligasi korporasi naik 0,40%.  

Baca Juga: Beberapa emiten punya rencana terbitkan obligasi, begini solvabilitasnya

Kenaikan UP reksadana berbasis saham juga menunjukkan bahwa investor mengambili posisi beli saat harga lebih murah. Sementara, Wawan menilai wajar UP reksadana pasar uang paling besar penurunannya karena reksadana ini paling cepat cair untuk memenuhi kebutuhan likuiditas investor. 

Wawan memproyeksikan UP reksadana pasar uang berpotensi lanjut menurun di tengah kebutuhan likuiditas masyarakat jelang Ramadan. Namun, diproyeksikan penurun UP reksadana pasar uang tidak akan besar karena mengingat larangan mudik. 

Wawan memperkirakan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap dan saham akan mulai tumbuh kembali seiring perbaikan kinerja pasar tersebut. Wawan mengatakan di kuartal kedua reksadana pendapatan tetap biasa mendapatkan kupon sehingga berpotensi meningkatkan dana kelolaan. Sedangkan proyeksi Wawan untuk pasar saham masih akan bergerak fluktuatif dengan potensi kembali ke level 6.000. 

Baca Juga: IHSG ambles 2% jelang Ramadan, simak proyeksi perdagangan Selasa (13/4)

Secara kumulatif, Wawan optimistis AUM industri reksadana bepotensi tumbuh ke Rp 600 triliun di akhir taun ini. Sentimen positif yang ditunggu adalah perbaikan ekonomi dan jumlah investor ritel yang terus bertambah.

Wawan mencatat hingga akhir Maret jumlah investor ritel mencapai sekitar 4,2 juta orang. "Pertumbuhan jumlah investor ini merupakan modal yang bagus untuk industri reksadana, bahkan dalam lima tahun ke depan AUM berpotensi tumbuh ke Rp 1.000 triliun," kata Wawan, Senin (12/4). 

Jenis reksadana yang mendukung pertumbuhan AUM, Wawan proyeksikan akan datang dari reksadana pasar uang. Namun, tidak menutup kemungkinan jika vaksinasi berjalan lancar dan ekonomi kembali berjalan baik kontribusi pertumbuhan AUM dari reksadana jenis lain juga akan tumbuh signifikan.  

Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana kembali turun pada Maret 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×