kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asing menjual dua saham bank dengan kapitalisasi terbesar, IHSG melorot


Kamis, 16 April 2020 / 21:43 WIB
Asing menjual dua saham bank dengan kapitalisasi terbesar, IHSG melorot
ILUSTRASI. Penurunan IHSG diiringi oleh net sell atau jual bersih asing sebesar Rp 1,19 triliun di seluruh pasar


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 145,30 poin atau 3,14% ke level 4.480,61 pada penutupan perdagangan Kamis (16/4). Penurunan IHSG ini diiringi oleh net sell atau jual bersih asing sebesar Rp 1,19 triliun di seluruh pasar.

Mengutip data RTI, investor asing mengobral saham-saham big caps yang menjadi penggerak IHSG di BEI selama ini. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi saham yang paling banyak dilepas asing dengan nilai Rp 464,69 miliar, sementara Bank Central Asia (BBCA) ada di urutan kedua dengan mencatat net sell Rp 318,21 miliar.

Baca Juga: Direksi BCA terus borong saham BBCA, lihat hitungan dividen yang bakal mereka dapat

Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia menilai, tertekannya saham perbankan bukan sesuatu yang mengherankan di tengah kondisi ekonomi yang sedang lesu. Faktor utamanya adalah peningkatan penderita corona di Indonesia masih sangat pesat.

Guna menanggapi pandemi Covid-19, OJK mengeluarkan kebijakan relaksasi dalam POJK Nomor 11/POJK/03/2020 kepada perusahaan pembiayaan. Kebijakan ini sudah mulai diterapkan oleh perbankan. Liza bilang, salah satu bank yang telah menerapkan relaksasi ini adalah BBCA.

Baca Juga: Saham perbankan, BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI jatuh, begini penjelasan analis

Manajemen BBCA mengaku, jumlah debitur yang mengajukan relaksasi kredit terus bertambah setiap harinya, apalagi dengan kemudahan melalui telepon. Liza menambahkan, dampak dari relaksasi kredit ini diprediksi dapat memberatkan kredit perbankan dan berakibat pada peningkatan NPL dan penurunan laba perusahaan.

Terlebih, BI juga menurunkan proyeksi penyaluran kredit menjadi hanya sebesar 6%-8% di tahun 2020. Perlambatan penyaluran kredit akan menghambat kinerja bank karena bank akan kesulitan menyalurkan kredit, padahal bunga kredit merupakan sumber utama pendapatan bank. “Sehingga secara keseluruhan saham perbankan masih akan tertekan,” kata Liza kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).

Baca Juga: Survei perbankan BI: Kredit dan DPK tumbuh tipis tahun ini

Dalam riset pada Rabu (15/4), Analis CLSA Sekuritas, Sarina Lesmina dan Handy Noverdanius mengungkapkan, perbankan mulai melakukan restrukturisasi sebagai mitigasi risiko untuk antisipasi dampak dari penyebaran Covid-19.

CLSA memprediksi, perbankan akan kembali pulih apabila pemerintah dapat menahan penyebaran Covid-19 dengan cepat. Saat ini memang saham-saham perbankan diperdagangkan dengan valuasi yang murah. Di tengah kondisi sekarang ini, Sarina menjagokan saham-saham bank yang memiliki kapitaliasasi pasar terbesar seperti BMRI, BBCA, dan BBRI.

Baca Juga: Survei perbankan BI: Suku bunga kredit diperkirakan turun di kuartal II-2020

Sementara itu, Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo melihat saham perbankan seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI masih menarik karena mereka punya struktur modal yang baik, rajin membagi dividen, serta memiliki historis kinerja yang apik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×