kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis menilai penerbitan MTN akan lebih banyak pada semester II-2020, apa sebabnya?


Rabu, 15 Juli 2020 / 22:04 WIB
Analis menilai penerbitan MTN akan lebih banyak pada semester II-2020, apa sebabnya?
ILUSTRASI. pasar obligasi bond obligasi pemerintah swasta medium term notes


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang jangka menengah atawa Medium Term Notes (MTN) mengalami penurunan yang drastis sepanjang semester I-2020.

Berdasarkan data dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), dalam enam bulan kemarin hanya terdapat penerbitan tiga MTN dengan nilai Rp 750 miliar. Angka ini turun tajam dibanding periode yang sama pada 2019 di mana terdapat 21 penerbitan MTN dengan nilai Rp 15,8 triliun.

Senior Vice President Financial Institution Ratings Division Pefindo Hendro Utomo optimistis bahwa pada enam bulan ke depan penerbitan MTN akan jauh lebih baik.

Baca Juga: Gara-gara corona, penerbitan MTN terjun bebas di semester I

“Penerbitan MTN semester dua diperkirakan akan meningkat dibandingkan semester 1, jika aktivitas perekonomian sudah berangsur pulih. Meski demikian, dari sisi investor diperkirakan  masih akan selektif karena mereka masih menjaga posisi likuiditas,” ujar Hendro kepada Kontan.co.id, Rabu (15/7)

Setali tiga uang, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan pada semester dua ini, prospek penerbitan MTN cenderung masih akan belum sepenuhnya pulih. Kendati ia tak menampik jumlahnya berpotensi akan lebih banyak dibanding semester satu kemarin.

“Dari sisi peminat, MTN sepertinya belum akan mendapat sambutan yang baik mengingat likuiditas yang cenderung masih terbatas. Investor tentu lebih memilih obligasi pemerintah yang jelas aman dan returnnya juga cukup menarik. Bahkan obligasi korporasi pun risikonya lebih kecil dan punya likuiditas lebih baik ketimbang MTN,” jelas Ramdhan.

Selain itu, dari kacamata penerbit, Ramdhan melihat risiko MTN juga masih cukup tinggi. Mulai dari cost of fund yang akan tinggi seiring meningkatnya ekspektasi dari pasar. Belum lagi, virus corona yang masih belum teratasi membuat penerbit akan semakin berhati-hati.

Baca Juga: Terbitkan Obligasi Rp 650 Miliar, PSAB Tawarkan Kupon 9,25% Hingga 10,25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×