kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Harga timah melemah melanjutkan penurunan tahun lalu, tapi perlu diwaspadai


Selasa, 05 Maret 2019 / 19:24 WIB
Analis: Harga timah melemah melanjutkan penurunan tahun lalu, tapi perlu diwaspadai


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menilai harga timah saat ini merupakan kelanjutan pelemahan tahun lalu yang masih terkait sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip Bloomberg pada Senin (4/3) harga timah di London Metal Exchange untuk pengiriman Maret 2019 terkoreksi 0,79% menjadi US$ 21.519 per metrik ton dari US$ 21.692 per metrik ton di akhir pekan lalu. 

AS menaikkan suku bunganya empat kali pada tahun lalu. Membuat dollar AS terapresiasi yang akhirnya membuat harga timah dalam tren melemah karena komoditas ini diperdagangkan dalam mata uang dollar AS.

Awal tahun ini harga timah mulai membaik diuji di level US$ 22.000 per metrik ton karena sinyal The Fed yang tidak seangresif tahun lalu dalam menaikkan suku bunga. Diprediksi The Fed maksimal menaikkan suku bunga sebanyak dua kali. Tetapi katanya untuk bertahan di level tersebut sepertinya susah bagi timah mengingat gencatan perang dagang yang masih berlangsung.

Wahyu menilai perang dagang AS dan China serta ekonomi global yang kurang bagus saat ini berimbas terhadap pelemahan harga timah dan membuat permintaan timah berkurang sedangkan pasokan bertambah.

Di sisi lain sentimen negatif harga timah ditambah dengan perlambatan ekonomi China yang memangkas target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 menjadi di kisaran 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%, perekonomian China tumbuh hingga 6,6% pada tahun 2018.

Jika yang terealisasi nantinya adalah target pertumbuhan ekonomi di batas bawah 6%, maka itu akan menjadi pertumbuhan ekonomi terlemah dalam tiga dekade. Ia menilai ini bisa membatasi supply dan support harga timah.

Wahyu bilang harapan harga timah bisa bullish masih ada jika semakin dekat dengan tenggat waktu perang dagang 27 Maret. Dengan catatan tidak ada gonjang-ganjing negatif dari China.

Ia memprediksi harga timah besok akan di perdagangkan di level support antara US$ 21.640, US$ 21.400, dan US $ 21.360 per mentrik ton. Sedangkan level resistance antara US$ 21.550, US$ 21.600, dan US$ 21.650 per metrik ton.

Selama sepekan timah diramal berada di level US$ 21.100-US$ 21.800 per metrik ton. 

Untuk itu Wahyu merekomendasikan buy on weakness untuk komoditas ini. Sebab pelemahan ini bersifat sementara tapi perlu diwaspadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×