kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: fundamental kuat, wajar kalau TLKM tebar 90% labanya sebagai dividen


Senin, 27 Mei 2019 / 21:27 WIB
Analis: fundamental kuat, wajar kalau TLKM tebar 90% labanya sebagai dividen


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100) membagikan hampir 90% laba di tahun buku 2018 menjadi dividen. Sebagai informasi, TLKM mencatatkan laba sebesar Rp 18,03 triliun di tahun 2018. Laba ini turun dibandingkan tahun 2017 yang sebesar Rp 22,1 triliun.

Meski laba turun, rasio dividen yang dibagikan ke pemegang saham itu meningkat. Tahun ini, dividend payout ratio TLKM mencapai 90% atau senilai Rp 16,23 triliun. Sedangkan tahun lalu alokasi dividen TLKM mencapai Rp 16,6 triliun dengan dividend payout ratio sebesar 75%.

Sementara nilai dividen per saham yang diterima investor TLKM mencapai Rp 163 per saham. Jumlah ini turun tipis dari tahun lalu sebesar Rp 167,66 triliun.

Head of research Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, keputusan membagi dividen hingga 90% dari laba tentu sudah hasil pertimbangan matang manajemen TLKM. “Mungkin dengan menimbang posisi kas perusahaan serta kemungkinan TLKM meraih pinjaman dari bank. Debt equity ratio perusahaan juga masih oke,” kata Alfred, Senin (27/5).

Per 31 Maret 2019, posisi kas TLKM mencapai Rp 23,98 triliun, naik 37,57% secara year on year. Alfred juga mengatakan, laba yang diperoleh perusahaan telekomunikasi itu sepanjang kuartal I 2019 juga memperlihatkan fundamental perusahaan ini kokoh. Sepanjang kuartal I 2019, laba TLKM mencapai Rp 6,2 triliun.

Sedangkan, VP Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan, dividend payout ratio TLKM itu masih masuk akal. Hal tersebut lantaran kompetisi di sektor telekomunikasi yang masih sepi-sepi saja. Frederik menengarai, kondisi ini yang menjadi alasan mengapa laba ditahan yang biasanya digunakna sebagai modal kerja atau capital expenditure TLKM sangat kecil dibanding alokasi dividen.

“Sehingga daripada menjadi beban, ada okenya juga bila dialokasikan menjadi dividen. Toh sebagai BUMN yang mencetak laba cukup besar, sepertinya ada urgensi untuk menyumbang pemasukan ke negara di tengah perlambatan pemasukan pajak,” kata Frederik ketika dihubungi Kontan, (27/5).

Hitung-hitungan Kontan menemukan, tahun ini negara berpotensi meraup dividen sebesar Rp 9,44 triliun dari TLKM. Asal tahu, porsi kepemilikan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara di TLKM mencapai 52,09%.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai wajar apabila dalam dua tahun terakhir alokasi laba ditahan TLKM terlihat lebih kecil. “Model ekspansi perusahaan telekomunikasi berbeda dengan sektor lainnya. Sektor ini lebih mengandalkan jaringan. Berbeda dengan sektor lain yang alokasi materinya lebih banyak,” kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×