kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pemegang saham yang tidak setuju Tiga Pilar (AISA) private placement


Selasa, 22 September 2020 / 21:28 WIB
Ada pemegang saham yang tidak setuju Tiga Pilar (AISA) private placement
ILUSTRASI. Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) semakin dekat dengan rencana private placement.


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) semakin dekat dengan rencana private placement. Namun, tidak semua pemegang saham menyetujui aksi korporasi ini.

Seperti diberitakan Bloomberg, State Board of Administration of Florida atau Florida SBA tidak setuju dengan aksi korporasi dengan skema penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) tersebut.

Alasannya, efek dilusi akibat aksi korporasi ini terlalu besar. Florida SBA lebih setuju jika aksi korporasi dilakukan dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) yang memiliki efek dilusi lebih terbatas.

Berdasarkan keterbukaan informasi AISA, private placement tersebut memang memberikan efek dilusi yang lumayan hingga 55,62%. Ini dengan asumsi PT Pangan Sejahtera Investama sebagai anchor buyer menyerap 6 miliar saham Seri B.

Baca Juga: Harga saham Tiga Pilar (AISA) melesat 26,19%, begitu suspensi dibuka!

Sebaliknya, Ketua Umum Forum Investor Retail AISA (Forsa) Deni Alfianto Amris justru menyetujui aksi korporasi AISA meski dengan konsekuensi kepemilikan saham investor ritel berkurang lebih dari 50%.

Menurut Deni, AISA saat ini butuh investor besar yang masuk sebagai pengendali. "Kalau rights issue biasa, ada potensi hilangnya pemegang saham mayoritas sehingga ini akan menjadi liar," ujar Deni kepada Kontan.co.id, Selasa (22/9).

Private placement juga lebih memberikan kepastian masuknya duit segar bagi AISA. Dengan harga pelaksanaan Rp 210 per saham, AISA bakal meraup dana segar Rp 1,26 triliun yang bakal digunakan untuk melunasi utang perusahaan.

Deni menghitung, dana sebesar itu bisa membuat AISA menghemat cost of fund hingga Rp 300 miliar per tahun seiring dengan lunasnya kewajiban-kewajiban AISA. Sedangkan jika dengan skema rights issue, menurut Deni, belum tentu dana sebesar itu bisa masuk. Imbasnya, AISA masih harus menanggung utang.

Baca Juga: Sepekan suspensi dibuka, harga saham Tiga Pilar (AISA) melesat 26,19%

"Laba bersihnya nanti habis hanya untuk membayar bunga. Berbeda jika ada fresh money masuk, meskipun terdilusi tapi hasil operasional bisnis AISA bisa langsung menjadi laba, terlebih jika AISA mampu memperluas eksposur bisnisnya," terang Deni.

Sekretaris Perusahaan AISA Michael Hadylaya mengaku pihaknya belum menyiapkan rencana cadangan terkait aksi korporasi AISA. "Karena harapan kami pemegang saham bisa mendukung pelaksanaan private placement kami," imbuhnya. 

AISA bakal meminta persetujuan  dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang bakal digelar akhir bulan ini. Saat ini, pemegang saham AISA terdiri dari empat pihak, yakni Pangan Sejahtera sebesar 32,78%, Trophy Investor I dan Trophy 2014 Investor masing-masing menguasai 6,27% dan 6,11%, Fidelity sebesar 5,36% dan masyarakat 49,48%.

Pangan Sejahtera merupakan anak usaha PT FKS Food & Ingredients. "Kami sudah telusuri kalau FKS ini memang fokus pada bisnis pangan, bukan keuangan," tandas Deni.

Baca Juga: Tiga Pilar Sejahtera (AISA) rampungkan private placement paling lambat Desember 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×