kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,59   9,24   0.99%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wika Gedung bangun hotel di Bandung


Selasa, 27 Maret 2018 / 10:59 WIB
Wika Gedung bangun hotel di Bandung
ILUSTRASI. RUPS WIKA Gedung


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (Wika Gedung) siap melancarkan investasi tahun ini. Tak  hanya fokus mengembangkan bisnis pendukung konstruksi, perusahaan ini juga mulai berinvestasi di bisnis konsesi.

Guna mendukung ekspansinya, Wika Gedung menyiapkan belanja modal Rp 667 miliar. Khusus untuk bisnis konsesi mereka mengalokasikan dana Rp 383 miliar. Sisanya untuk pengembangan bisnis  backward konstruksi serta penambahan peralatan.

Salah satu bisnis konsesi yang sedang dikembangkan adalah pembangunan hotel di Bandung bertajuk The Braga Hotel. Pembangunan proyek ini bekerjasama dengan PT Sarinah sebagai pemilik lahan. Skema kerjasama Build, Operate, and Transfer (BOT) selama 25 tahun.

Pembangunan hotel itu ditaksir akan menelan investasi Rp 103 miliar. " Hotel ini akan soft opening pada Juni 2018 ini," kata Nur Al Fata, Direktur Wika Gedung, Senin (26/3).

Selain itu, Wika Gedung akan membangun gedung Mantap di Jalan Proklamasi Jakarta. Kemudian, perusahaan dengan kode saham WEGE di Bursa Efek Indonesia ini ikut tender rumah sakit umum di Sidoarjo, serta melakukan studi kelayakan pembangunan dua rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara.

Pembangunan RSUD Sidoarjo dengan skema Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) bareng dengan Pemerintah Daerah Sidoarjo. Proyek ini ditaksir menelan investasi Rp 316 miliar dan konsesi 10 -15 tahun.

Pembangunan RSUD Sidoarjo akan menjadi KPBU pertama di Indonesia. Nantinya, investasi awal proyek itu dibiayai badan usaha dan akan dibayar Pemda Sidorjo.
Pembayaran proyek dianggarkan di APBD tiap tahun.

"Investasi ini adalah ada jaminan politik dan jaminan Pemerintah Pusat lewat Penjaminan Infrastruktur Indonesia bila Pemda mengalami gagal bayar," jelas Al Fata.
Di bisnis backward konstruksi, WEGE fokus mengembangkan pracetak gedung dan modular. Dua produk ini bagian dari inovasi bisnis jasa konstruksinya.

Pengembangan bisnis pracetak gedung lewat anak usahanya PT Wika Pracetak Gedung yaitu perusahaan patungan WEGE dan saudara afiliasinya PT Wika Beton Tbk (WTON).
Sementara pengembangan modular, WEGE melakukan sinergi dengan PT Prime Modular Indonesia lewat kerjasama operasi. WEGE berencana membangun pabrik di Sadang dengan luas lahan sekitar 3-5 hektare.

Hingga minggu ketiga Maret 2018, WEGE telah mengantongi kontrak baru Rp 2,29 triliun. Angka ini setara 29,2% dari total target kontrak anyar 2018 yaitu Rp 7,83 triliun. Dengan tambahan limpahan proyek tahun lalu (carry over) Rp 8,76 triliun maka total kontrak mencapai Rp 11,05 triliun.

WEGE menargetkan penjualan tahun ini termasuk dari kerjasama operasi Rp 5,56 triliun atau naik 38,1% dari 2017. Sedangkan laba bersih dipatok Rp 425,7 miliar, naik dari 44% dari 2017.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×