kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WIKA akan merilis surat utang Rp 2 triliun, rasio utang diproyeksi lebih rendah


Selasa, 24 November 2020 / 20:06 WIB
WIKA akan merilis surat utang Rp 2 triliun, rasio utang diproyeksi lebih rendah
ILUSTRASI. Wijaya Karya (WIKA) memproyeksi, rasio utang berbunga hingga akhir tahun nanti akan berada pada kisaran level 1,3 kali.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyatakan, rencana penerbitan surat utang yang terdiri dari obligasi Rp 1,5 triliun dan sukuk Rp 500 miliar tidak akan memperparah rasio utang WIKA. Pasalnya, WIKA memproyeksi, rasio utang berbunga hingga akhir tahun nanti akan berada pada kisaran level 1,3 kali.

Menurut Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya, posisi tersebut masih lebih rendah dibandingkan posisi rasio utang WIKA pada kuartal ketiga 2020 yang berada di level 1,41 kali. "Ini juga jauh di bawah batasan (covenant) rasio utang berbunga WIKA yang diperoleh dari perbankan yang saat ini berada pada level 2,5 kali," ungkap Mahendra saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (24/11).

Sebagaimana diketahui, WIKA akan menerbitkan obligasi Rp 1,5 triliun tersebut untuk melunasi sebagian pokok global IDR bond (Komodo Bond) yang akan jatuh tempo pada 31 Januari 2021. Sementara hasil penerbitan sukuk bakal dimanfaatkan untuk modal kerja proyek infrastruktur dan gedung yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.

WIKA menunjuk PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT RHB Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk mudharabah. Adapun, PT Bank Mega Tbk berperan sebagai wali amanat.

Baca Juga: Perolehan kontrak baru 84,51%, Wijaya Karya (WIKA) yakin melampaui target Rp 21,3 T

Sejak 19 November 2020 sampai dengan 1 Desember 2020, obligasi dan sukuk tersebut tengah berada dalam masa penawaran awal. Sementara masa penawaran umum bakal berlangsung pada 15 Desember 2020, penjatahan pada 16 Desember 2020, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) jatuh pada 21 Desember 2020.

WIKA berencana menerbitkan tiga seri dalam obligasi dan sukuk tersebut namun belum ditetapkan besaran nilai pokok dan tingkat bunganya. Ketiga seri obligasi dan sukuk tersebut terdiri dari Seri A dengan tenor 3 tahun, Seri B bertenor 5 tahun, dan Seri C dengan tenor 7 tahun.

Mahendra mengungkapkan, WIKA optimistis obligasi dan sukuk tersebut dapat diserap pasar secara optimal. "Kami punya keyakinan dengan rating obligasi dan sukuk kami di Single A dari Pefindo serta proyeksi pertumbuhan laba tahun depan mencapai 6-7 kali dibanding 2020, hal ini akan lebih meyakinkan bagi investor," tutur Mahendra.

Baca Juga: Konsorsium WIKA raih kontrak pembangunan green building di UGM

Selain menargetkan kenaikan laba 6-7 kali dibanding realisasi tahun ini, WIKA juga memproyeksi, pendapatannya pada tahun depan bisa tumbuh lebih dari 2 kali dibanding pencapaian tahun 2020.

"WIKA yakin bahwa tahun depan kami akan take off dengan jauh lebih baik dibanding tahun ini karena adanya vaksin Covid-19 yang semakin meyakinkan," kata Mahendra. Terlebih lagi, pemerintah masih tetap mendorong pertumbuhan infrastruktur dan kondisi ekonomi diprediksi bakal semakin membaik pada 2021.

Baca Juga: Pembukaan lelang jalan tol Rp 142 triliun dorong kenaikan saham emiten konstruksi ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×