Reporter: Dityasa H Forddanta, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan pada pasar saham Indonesia masih belum mereda. Kemarin (4/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali merosot. Meski sempat menguat cukup signifikan di awal perdagangan, indeks justru kembali anjlok, bahkan menembus level 5.800 dan akhirnya ditutup di 5.792,35.
Nico Omer Jonckheere, Vice President Research and Analyst Valbury Sekuritas Indonesia mengatakan, tak menutup kemungkinan IHSG akan menyentuh level 5.500. "Ini untuk jangka menengah, antara enam hingga 12 bulan ke depan," terang dia kepada KONTAN, Jumat (4/5).
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji sependapat. IHSG berpotensi menembus support baru. Support terdekat darinya adalah 5.790 yang sudah hampir ditembus. "Jika level itu dilewati, indeks kemungkinan menuju 5.494," imbuh Nafan.
Menurut analis, kenaikan indeks di awal tahun memang sudah kencang. Alhasil, indeks masuk dalam fase overbought. Investor pun melakukan aksi ambil untung.
Kebetulan, di saat yang sama, berhembus berbagai macam sentimen eksternal, mulai dari rencana The Fed menaikkan suku bunga lebih agresif hingga perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Ini terlihat dari komposisi kepemilikan ekuitas yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Menurut catatan KSEI, tahun ini kepemilikan investor asing sempat mencapai Rp 2.045,78 triliun pada 23 Februari silam. Porsi kepemilikan asing bahkan sempat turun hingga Rp 1.883,92 triliun di 6 April. Sejak awal tahun, asing mencetak jual besih Rp 36,01 triliun.
Kepemilikan lokal
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing memang terus mengurangi porsi kepemilikannya. Bahkan, hal itu sudah terjadi sejak tahun 2013. Saat itu, kepemilikan saham oleh investor asing mencapai 62%.
Per 20 April lalu, kepemilikan asing di saham tinggal Rp 1.936,16 triliun. Sementara kepemilikan investor lokal naik menjadi Rp 1.997,30 triliun, lebih tinggi dari kepemilikan asing. Secara total, porsi kepemilikan asing di instrumen efek Indonesia tinggal 43,48%, sisanya dimiliki investor lokal.
Volume perdagangan juga menurun. Di 2013, nilai volume transaksi yang dilakukan asing mencapai Rp 1.280 triliun atau 42% dari seluruh transaksi. Sedang per kuartal I 2018, jumlahnya turun menjadi Rp 562 triliun atau 38% dari seluruh transaksi.
"Asing sudah turun hampir Rp 40 triliun, menyamai net sell setahun kemarin dalam empat bulan ini" kata Khrisna Dwi Setiawan, Head of LOTS Services Lotus Andalan Sekuritas.
Dalam kondisi seperti ini, analis menyarankan investor berhati-hati. "Horizon investor harus jangka panjang, sebaiknya traderjangan dulu masuk," kata Khrisna.
Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) tak menampik tekanan di bursa saham masih sangat kuat. Namun, dia memastikan saat ini bursa memiliki fundamental yang kuat. Ia juga menekankan, secara historikal, IHSG selalu berhasil keluar dari krisis.
Meski begitu, investor sebaiknya tetap hati-hati. IHSG masih bisa longsor lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News