kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,54   5,18   0.56%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waskita Karya (WSKT) teken perjanjian jual beli dua ruas tol dengan SMI


Selasa, 13 April 2021 / 10:44 WIB
Waskita Karya (WSKT) teken perjanjian jual beli dua ruas tol dengan SMI
Sarana Multi Infrastruktur (SMI) tandatangani perjanjian jual beli dua ruas tol milik Waskita Karya (WSKT).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melalui anak perusahaannya, PT Waskita Toll Road (WTR) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat atau Conditional Sale Purchase Agreement (CSPA) untuk melakukan dua transaksi yaitu transaksi Konversi Saham (Share Swap) dan divestasi dengan pembayaran tunai. 

Penandatanganan CSPA ini merupakan perjanjian divestasi 20% saham milik WTR di ruas Tol Semarang – Batang (JSB) dan 34,99% saham milik WTR di Cinere – Serpong (CSJ) kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). 

SMI merupakan perusahaan pembiayaan khusus infrastruktur yang didirikan untuk menjadi katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. SMI memiliki 10,62% saham di WTR.

Nilai transaksi konversi 10,62% saham SMI di WTR adalah sebesar Rp 2,69 triliun yang dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui konversi 6,12% saham SMI di WTR sebesar Rp 1,55 triliun. 

Baca Juga: Tahun ini, Waskita Karya (WKST) yakin dapat memperbaiki kinerja

Transaksi tahap pertama ini dilakukan pada dua Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yaitu 13,2% kepemilikan saham WTR di JSB setara dengan Rp 1 triliun dan seluruh saham WTR di CSJ sebesar Rp 550 miliar. 

Sisa 6,8% kepemilikan saham WTR atas JSB, setara dengan nilai Rp 515 miliar, akan diambil alih oleh SMI secara tunai dan dilaksanakan bersamaan dengan penyelesaian transaksi tahap pertama. 

Kemudian tahap kedua dilakukan konversi atas 4,501% kepemilikan SMI di WTR sebesar Rp 1,14 triliun yang akan dilakukan selambat-lambatnya setahun setelah transaksi tahap pertama selesai dilaksanakan.

“Dalam CSPA ini dilakukan dua kesepakatan antara Waskita dengan SMI untuk pembelian saham SMI di WTR dan WTR dengan SMI untuk pengambilalihan saham WTR di BUJT. Para pihak sepakat sebagian besar penggunaan transaksi jual beli saham pada BUJT JSB dan CSJ akan digunakan untuk konversi saham SMI di WTR kepada Waskita,” kata Director Business Development & QHSE Waskita Karya Fery Hendriyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (13/4).

Sementara itu Direktur Utama Waskita Toll Road Septiawan Andri menjelaskan, setelah menandatangani CSPA, WTR masih harus melakukan pemenuhan persyaratan administrasi dan memastikan proses divestasi dilakukan secara layak dan mematuhi ketentuan yang berlaku. Pemenuhan persyaratan administrasi dilakukan sebelum penandatanganan Sale Purchase Agreement (SPA) antara WTR dengan SMI.

"Kegiatan divestasi ini merupakan strategi WTR untuk optimalisasi portofolio konsesi jalan tol yang dimiliki dan mendukung percepatan penyelesaian konstruksi jalan tol sebagai bagian dari dukungan terhadap rencana Pemerintah dalam bidang infrastruktur khususnya jalan tol,” ucap Septiawan.

Baca Juga: Masih Mengandalkan Bisnis Konstruksi, WSKT Optimis Kinerja Kembali Kokoh Tahun Ini

Sebagai informasi ruas tol Semarang - Batang adalah salah satu ruas tol di Trans Jawa dan telah beroperasi penuh sejak bulan Desember 2018 sepanjang 75 km. Sedangkan ruas Cinere – Serpong merupakan bagian dari jaringan jalan tol JORR 2 yang menghubungkan antara Jakarta dan Tangerang Selatan yang salah satu seksinya yaitu seksi I telah beroperasi sepanjang 6,59 km dari total panjang 10,14 km.

Program divestasi ruas tol Waskita terus berproses, dan pada tahun 2021 perseroan akan merealisasikan pelepasan kepemilikan saham di 9 ruas tol di Pulau Jawa dan Sumatra. Divestasi tersebut rencananya dilaksanakan melalui kerjasama dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan diharapkan dapat memperoleh pendanaan sebesar Rp 10 – 11 triliun. 

Tak hanya dengan INA saja, rencana realisasi divestasi juga melalui skema tender terbuka kepada investor dalam dan luar negeri dan melalui skema RDPT.

Dana tunai hasil divestasi tersebut akan digunakan untuk pelunasan kewajiban kepada kreditur dan sebagai modal kerja menyelesaikan proyek tol yang sedang dikerjakan. 
“Waskita menargetkan nilai seluruh divestasi ruas tol tahun 2021 ini sebesar Rp 10 triliun-11 triliun dengan pengurangan utang melalui dekonsolidasi jalan tol setidaknya sebesar Rp 20 triliun,” beber Fery.

Selanjutnya: Dibayangi rugi dan beban utang tinggi menjadi lampu kuning bagi BUMN konstruksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×