kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street menghentikan reli karena aksi ambil untung, S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi


Jumat, 05 Juni 2020 / 05:50 WIB
Wall Street menghentikan reli karena aksi ambil untung, S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street menghentikan reli setelah melaju kencang selama empat hari berturut-turut. Pada akhir perdagangan Kamis (4/6) indeks Dow Jones Industrial Averaga naik 11,93 poin atau 0,05% ke 26.281,82. 

Indeks S&P 500 turun 10,52 poin atau 0,34% ke 3.112.35 dan Nasdaq Composite turun 67,10 poin atau 0,69% ke 9,615,81.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500 seluruhnya masuk zona merah kecuali sektor keuangan, industri dan material.

Baca Juga: Kekuatan Wall Street mengendur meski angka klaim pengangguran AS turun

Indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah karena aksi ambil untung investor sebelum rilis laporan ketenagakerjaan pada Jumat, mengakhiri reli uang didorong oleh meningkatnya sentimen pemulihan ekonomi.

Total volume transaksi perdagangan saham di bursa AS mencapai 14,46 miliar saham dengan rata-rata 11,68 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.

"Kami menilai (indeks) sudah naik terlalu tinggi memasuki minggu ini," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi, Independent Advisor Alliance, Charlotte, NC seperti dikutip Reuters. 

"Tidaklah mengejutkan melihat kemunduran."

Meski begitu, ketika indeks utama Wall Street dinilai telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa sejak penurunan Maret lalu. Nasdaq, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average saat ini berada di sekitar 2%, 8% dan 11% di bawah rekor tertinggi masing-masing yang dicapai Februari lalu.

Pasar ini telah sudah bergerak sangat cepat sehingga ada banyak orang yang mengatakan akan mengambil sedikit keuntungan," kata Jim Paulson, kepala strategi investasi di The Leuthold Group di Minneapolis.

Data ekonomi menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun di bawah 2 juta untuk pertama kalinya sejak pertengahan Maret, dan anjloknya perdagangan internasional mengakibatkan pelebaran defisit neraca perdagangan AS.

Baca Juga: Wall Street menguat tajam, didorong tanda-tanda rebound ekonomi

Laporan pekerjaan Jumat yang banyak ditunggu-tunggu dari Departemen Tenaga Kerja diperkirakan akan menunjukkan tingkat pengangguran AS melambung tinggi menjadi 19,7%, tertinggi sepanjang sejarah.

Protes kekerasan terhadap kematian George Floyd tampaknya mereda semalam karena jaksa mengajukan dakwaan baru terhadap petugas yang terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Sementara itu, Bank Sentral Eropa menyetujui paket stimulus yang melampaui ekspektasi, hampir dua kali lipat ukuran rencana Pembelian Darurat Pandemi menjadi 1,35 triliun euro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×