kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street mencetak rekor lagi setelah adanya laporan kesepakatan dasar AS-China


Jumat, 13 Desember 2019 / 06:10 WIB
Wall Street mencetak rekor lagi setelah adanya laporan kesepakatan dasar AS-China


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah munculnya kabar bahwa Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan dasar dengan China untuk menyelesaikan perang dagang yang telah menjadi sorotan pasar dalam 1,5 tahun terakhir. Tiga indeks utama AS naik dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi.

Kamis (12/12), Dow Jones Industrial Average menguat 0,79% ke 28.132,05. Indeks S&P 500 menguat 0,86% ke 3.168,57. Nasdaq Composite melaju 0,73% ke 8.717,32.

Pasar saham melesat setelah muncul cuitan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa AS mendekati kesepakatan menjelang hari Minggu, ketika tarif impor baru bagi China akan berlaku. Setelah itu, muncul laporan bahwa kedua negara telah mencapai kesepakatan dasar.

Baca Juga: Trump: AS semakin dekat dengan deal besar dengan China

Rick Meckler, partner Cherry Lane Investment mengatakan bahwa kesepakatan ini merupakan proses yang panjang dan menyusahkan. "Ini merupakan satu hal yang ditunggu pasar dan mungkin setelah ini akan terjadi," kata Meckler kepada Reuters.

Sepanjang periode perang dagang, investor cenderung berhati-hati menghadapi perkembangan yang dinamis. Kenaikan pasar bisa berbalik arah hanya dengan satu cuitan Presiden Trump.

Kemarin, harga saham Facebook turun 2,7% setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa US Federal Trade Commission mempertimbangkan pemeriksaan awal Facebook untuk mencegah integrasi WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Masih Bisa Melemah Karena Perang Dagang

Sementara harga saham Delta Air naik 2,9% akibat kenaikan prediksi laba dan pendapatan tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×