kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street masih menguat di tengah aksi demonstrasi AS


Selasa, 02 Juni 2020 / 21:25 WIB
Wall Street masih menguat di tengah aksi demonstrasi AS
ILUSTRASI. Penguatan Wall Street masih dipicu oleh harapan rebound dari kejatuhan ekonomi AS akibat virus corona.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street masih menguat di tengah aksi demonstrasi di Amerika Serikat (AS). Selasa (2/6) pukul 21.04 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,62% ke 25.627. Indeks S&P 500 naik tipis 0,04% ke 3.056.

Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,10% ke 9.562. Penguatan bursa saham ini masih dipicu oleh harapan rebound dari kejatuhan ekonomi AS akibat virus corona.

Sejumlah saham sektor pariwisata dan perjalanan yang sebelumnya jatuh mulai bangkit pada perdagangan kemarin. Tapi investor kini mengamati dampak perang dagang AS-China yang memanas lagi serta demonstrasi di AS.

Baca Juga: IHSG melesat 1,98%, pelonggaran PSBB menjadi katalis positif

"Luar biasa bahwa pasar masih menguat dan berada dalam mood positif meski dengan munculnya protes di AS dan situasi Hong Kong,"  kata Elwin de Groot, head of macro strategy Rabobank kepada Reuters.

Data PMI manufaktur menunjukkan perbaikan meski masih rentan. Angka aktivitas pabrik ini meningkatkan harapan bahwa kondisi terburuk sudah lewat. Di sisi lain, investor obligasi masih hati-hati. Yield US Treasury bertenor 10 tahun naik ke 0,6738% dari posisi kemarin 0,662%. Ini menunjukkan bahwa investor masih memburu US Treasury sebagai aset aman.

"Kondisi optimistis ke aset berisiko hanya akan berlanjut jika pesanan pabrik dan ketenagakerjaan membaik dari bulan ke bulan,"  kata Alan Rushkin, chief international strategist Deutsche Bank. Dia menambahkan bahwa kemunduran dua faktor tersebut akan menjadi tanda-tanda buruk.

Baca Juga: Harga minyak Brent naik empat hari berturut-turut jelang rapat OPEC+

Sementara itu Michael Hewson, analis senior CMC Markets mengatakan bahwa demonstrasi di AS merupakan bagian dari penyebab aksi jual dolar dalam empat hingga lima hari terakhir ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×