kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.802   8,00   0,05%
  • IDX 8.585   -61,06   -0,71%
  • KOMPAS100 1.186   -11,81   -0,99%
  • LQ45 849   -10,77   -1,25%
  • ISSI 307   -1,83   -0,59%
  • IDX30 437   -3,43   -0,78%
  • IDXHIDIV20 510   -2,95   -0,57%
  • IDX80 133   -1,59   -1,18%
  • IDXV30 138   -0,57   -0,42%
  • IDXQ30 140   -0,82   -0,59%

Waduh, rupiah terpuruk dan menembus 14.600


Rabu, 23 September 2015 / 10:34 WIB
Waduh, rupiah terpuruk dan menembus 14.600


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rupiah semakin tertekan. Pada Rabu (23/9), nilai tukar rupiah menembus level 14.600. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.18 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 14.628 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak 9 Juli 1998, di mana pada waktu itu mata uang Garuda berada di posisi 15.450 per dollar AS.

Dengan demikian, rupiah pagi ini melemah 0,5% dari posisi penutupan kemarin di level 14.552 per dollar.

Sementara, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di level 14.623 per dollar. Artinya, rupiah keok 0,9% dari posisi kemarin di level 14.486.

Disinyalir, pelemahan rupiah terkait kesepakatan asumsi makro antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan anggota DPR dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Berdasarkan hasil kesimpulan rapat antara pemerintah, BI dengan DPR, Ketua Komisi XI Fadel Muhammad menyebutkan bahwa asumsi pertumbuhan yang disepakati sebesar 5,3%. Selain itu, nilai tukar rupiah disepakati sebesar Rp 13.900 per dollar AS.

Selain itu, disepakati pula inflasi 2016 sebesar 4,7% dan suku bunga SPN 3 bulan 5,5%. Pemerintah, BI, dan DPR juga menyepakati target pembangunan yang meliputi tingkat pengangguran sebesaf 5,2%-5,5%, tingkat kemiskinan 9%-10%,gini rasio 0,39%, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70,10.

Menurut David Sumual, Chief Economist PT Bank Central Asia, estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini lebih realistis. "Pada tahapan ini, dengan buramnya outlook suku bunga the Fed dan ekonomi China masih terus melambat, lebih baik menetapkan target konservatif," jelasnya kepada Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×