kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume penjualan diproyeksi naik 4%, simak rekomendasi saham Indocement (INTP)


Kamis, 25 Februari 2021 / 18:47 WIB
Volume penjualan diproyeksi naik 4%, simak rekomendasi saham Indocement (INTP)
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (25/1).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) diperkirakan membaik tahun ini.  Pertumbuhan volume ini didukung oleh anggaran infrastruktur yang lebih tinggi dan potensi dimulainya kembali kegiatan ekonomi.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin memproyeksikan, volume penjualan semen domestik INTP akan tumbuh sekitar 4% year-on-year (yoy). Mimi menyebut, INTP membukukan sekitar 1,3 juta ton penjualan semen domestik di bulan pertama tahun 2021. Secara bulanan, Mimi menyebut penjualan ini menurun karena efek musiman.

Meski dampak negatif dari pandemi Covid-19 masih terasa di awal tahun, Mirae Asset meyakini konsumsi semen dalam negeri tahun ini akan pulih bila dibandingkan dengan tahun lalu.demikian, Mimi memperkirakan pemulihan tersebut hanya akan terlihat pada triwulan kedua tahun ini. “Karenanya, mungkin masih terlihat konsumsi semen domestik yang lebih rendah di bulan Februari secara yoy,” tulis Mimi dalam riset, Kamis (25/2).

Kinerja keuangan emiten penghuni Indeks Kompas100 ini  juga diproyeksi akan lebih moncer tahun ini. Mirae Asset memproyeksikan pendapatan INTP untuk tahun 2020 sebesar Rp 14,2 triliun, menurun 10,9% dari tahun sebelumnya. Sementara pendapatan Indocement di 2021 diperkirakan naik 8,6% menjadi Rp 15,4 triliun.

Baca Juga: Ini sejumlah faktor yang akan mempengaruhi penjualan Indocement (INTP) di awal tahun

Dari sisi bottom line, Mimi memproyeksikan produsen semen Tiga Roda ini membukukan laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun pada tahun lalu atau terkoreksi 14,9%. Dia memperkirakan laba bersih Indocement tahun ini akan mencapai Rp 2,0 triliun atau naik 26,5%.

Daya tarik INTP juga didukung oleh posisi neraca yang kuat. Sehingga INTP dinilai lebih tangguh dalam menghadapi situasi yang tidak menentu seperti sekarang.

Sementara itu, kenaikan harga energi akan menjadi risiko bagi bagi INTP. Harga rata-rata batubara saat ini diperdagangkan lebih tinggi dari tahun 2019 maupun 2020. Namun, Mimi meyakini INTP dapat mempertahankan efisiensi biaya, seperti dengan meningkatkan penggunaan batubara kalori rendah dan/atau menggunakan bahan bakar alternatif dalam jumlah lebih banyak.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi beli saham INTP dengan target harga Rp16.200 per saham. Risiko dari rekomendasi ini adalah pertumbuhan permintaan lebih lambat dari perkiraan, biaya lebih tinggi salah satunya terkait kenaikan harga bahan bakar, serta kelebihan pasokan (over supply) yang lebih buruk dari perkiraan. Kamis (25/2), harga saham INTP turun 0,19% ke Rp 13.050 per saham.

Baca Juga: Taiheiyo masuk ke SMCB, begini rekomendasi saham Semen Indonesia (SMGR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×