kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume penjualan bakal membaik, ini rekomendasi saham Semen Indonesia (SMGR)


Kamis, 14 Januari 2021 / 07:00 WIB
Volume penjualan bakal membaik, ini rekomendasi saham Semen Indonesia (SMGR)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri semen di tahun 2021 diperkirakan membaik dibanding tahun 2020 didukung anggaran pemerintah di bidang infrastruktur yang lebih besar. Belum lagi, pemerintah telah membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) untuk menyelesaikan proyek infrastruktur yang lebih cepat. Hal ini tentu akan menjadi peluang untuk mendukung
permintaan semen. 

Ike Widiawati dan Michelle Abadi analis Kiwoom Sekuritas Indonesia dalam riset 12 Januari 2021 menjelaskan, saat ini volume penjualan semen milik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebanyak 75% dikontribusi dari penjualan semen kantong yang mana mayoritas pembelinya adalah ritel. Sementara sisanya 25% penjualan dari semen curah. Dimana penjualan semen curah akan bergantung pada proyek infrastruktur. 

Baca Juga: Pembangunan infrastruktur akan mengangkat kinerja Indocement (INTP) pada tahun ini

Meski begitu ada faktor risiko yang harus dihadapi oleh SMGR. Itu adalah harga komoditas batubara yang mulai naik. Kenaikan harga batubara seiring permintaan musim dingin dan optimisme pemulihan ekonomi. 

Ini akan berdampak pada bahan bakar dan biaya energi SMGR. "Pada tahun 2021, kondisi industri semen pasti akan pulih namun diperkirakan masih banyak tantangan besar," jelas Ike dan Michelle dalam riset. Risiko penyebaran virus mutasi baru juga dikhawatirkan memiliki potensi menyebabkan lockdown di beberapa negara. 

Jika ini terjadi maka ekonomi dan aktivitas konstruksi mungkin tertekan lagi. Ini akan membuat industri semen terpuruk dan tertekan.

Pada tahun 2021, Ike dan Michelle memperkirakan, volume penjualan semen SMGR diperkirakan mencapai 42,2 juta ton, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, atau tumbuh sebesar 4,2%. 

Baca Juga: Inilah saham-saham rekomendasi analis untuk transaksi hari ini Senin 11 Januari

Di sisi lain, pendapatan SMGR diperkirakan mencapai Rp 39 triliunan, angka ini masih meningkat jika dibandingkan estimasi pendapatan pada tahun 2020 sebesar Rp 35,69 triliun. Namun, angka ini masih lebih rendah dibandingkan realisasi pendapatan 2019 sebesar Rp 40,37 triliun. 

Sementara laba bersih SMGR diperkirakan mencapai Rp 2,16 triliun pada tahun 2021 dan Rp 2,4 triliun pada tahun 2020. "Kinerja SMGR diprediksi akan normal pada 2022," proyeksi analis Kiwoom. Dimana pendapatan SMGR diperkirakan mencapai Rp 41,31 triliun pada tahun 2022 dengan laba bersih Rp 2,53 triliun.

Tak hanya bisa mengerek kinerja, Kiwoom percaya SMGR bisa menjaga rasio DER SMGR diperkirakan 0,7 kali dan rasio DAR sebesar 0,3 kali. Pada 2021, SMGR berencana melunasi utang sebesar Rp 1,8 triliunan.

Baca Juga: 6 Saham ini direkomendasikan analis untuk perdagangan hari ini, Senin (11/1)

Kiwoom memberi rekomendasi saham SMGR overweight berdasarkan metode Discounted Cashflow to The Firm. Dimana nilai harga wajar saham SMGR ada di harga Rp 14.200 per saham dalam 12 bulan mendatang. Metode ini menggunakan asumsi WACC sebesar 9,7%. Harga ini mencerminkan PE rasio 38,9 kali dan EV/EBITDA 7,6x.

Rabu (13/1) saham SMGR ditutup di Rp 12.050 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×