Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Sejumlah analis top dunia mengkalkulasi, jumlah dana yang sudah terhapus dari pasar saham global sejak awal tahun ini hampir mencapai US$ 3,2 triliun.
Menurut Howard Silverblatt, senior index analyst S&P Dow Jones Indices, ini menjadikan tahun 2016 menjadi awal tahun terburuk di sepanjang sejarah bagi pasar saham AS.
Tak mengherankan, hilangnya dana triliunan dollar itu juga dibarengi dengan anjloknya dua indeks acuan AS, yakni S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average.
Menurut komentator veteran Wall Street itu, pasar saham AS saat ini sudah kehilangan dana senilai US$ 1,77 triliun. Sementara, penurunan nilai pasar saham global lainnya mencapai US$ 1,4 triliun.
Aksi jual besar-besaran yang terjadi pada tahun ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, munculnya kecemasan baru mengenai perekonomian China dan pelemahan mata uang mereka.
Kedua, merosotnya harga minyak dunia menuju level US$ 20-an per barel.
Dua faktor tadi telah menekan indeks S&P 500 ke teritori koreksi, di mana indeks acuan AS ini sudah merosot 11,29% dari posisi penutupan tertingginya pada 21 Mei lalu.
Sejumlah analis lain juga mengingatkan bahwa guncangan di pasar saham akan terus berlanjut. Dalam laporan riset yang dirilis Rabu (13/1) kemarin, Albert Edwards, global macro strategist Societe Generale mengatakan, indeks S&P 500 memiliki kemungkinan untuk anjlok 75% dari posisinya saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News